Beberapa hari lalu
menjadi asisten rekan saya yang jadi pembicara disalah satu sesi motivasi dalam
Rakernas salah satu perusahaan. Rekan saya mendapat waktu disiang hari setelah
makan siang dengan durasi 2 jam. Rencananya saya dan rekan saya akan melakukan
kolaborasi dalam memberikan sesi ini.
Sampai di lokasi
kami mempersiapkan diri dengan melakukan pengaturan dan beberapa persiapan
untuk acara. Sesi kami didahului sesi debrief dari trainer yang melakukan
training Team Building di pagi harinya. Saat memberikan sesi ini sang trainer
ternyata tidak lagi memberikan debrief dari games namun memberikan training
motivasi yang agak-agak mirip dengan tema kami. Wah gimana nanti reaksi peserta
karena kemungkinan akan mendapatkan materi dobel doong.
Ditengah situasi ini
saya coba memperhatikan dengan cermat bagaimana Trainer-nya memberikan
motivasi. Saya merasa heran dan mengkritisi sendiri, bagaimana kita memberikan
dorongan kepada orang lain dengan berpatokan pada kesuksesan dan pengalaman
pribadi sang Trainer. Sampe melontarkan kata-kata yang membesarkan keberanian,
keberhasilan dan cara yang efektif dari sang Trainer. Nyatanya tidak ada contoh lain dalam
sesi ini selain kata saya berhasil, saya bisa melakukan.
Saya jadi
berpikir, seandainya saja pengalaman Trainer
tersebut ibarat bingkai lukisan, maka pengalaman yang dia alami ibarat isi dari
bingkai yang berupa foto/lukisan maka
tentu saja sebagai pemilik bingkai dia dapat menyesuaikan ukuran, bentuk foto/lukisan
yang dia inginkan dan sehingga ketika
dipasang dalam bingkai cocok, menarik dan serasi. Kalau bingkai tersebut
kemudian dipaksakan kepada orang lain, apakah bingkai tersebut cocok yah dengan lukisan/foto yang dimiliki
orang lain?? Mungkin saja beberapa orang
cocok karena seleranya sama dengan sang trainer tetapi bagaimana dengan yang
lain? Bagimana kaalau foto yang dimiliki oleh peserta lain ternyata ukurannya
kecil atau lebih besar dari bingkai? Apakah bijak untuk memaksakan bingkai yang
sama untuk semua orang?
Rasanya kog yah seperti
memaksakan diri yah. Setiap orang punya cara, pengalaman yang unik untuk sampai
pada situasi dirinya saat ini. So
pendekatannya juga disesuaikan dong dengan situasi setiap orang dan even tidak
bisa secara spesifik orang perorang setidaknya kita dapat menggunakan cara yang
umum, contoh yang universal bukan contoh yang mengagungkan diri sendiri.
Dari pengamatan inilah
kemudian kami mengubah sedikit strategi dalam mengisi sesi dan hasilnya sesi
singkat kami yang rencananya 2 jam jadi satu jam lebih menginspirasi. Semoga saya tidak memaksakan bingkai saya
untuk pengalaman orang lain. So bagaimana dengan anda?