Rekan, pernahkah anda memasuki sebuah lingkungan baru dan bergabung dengan tim baru, hmm pasti awalnya kurang nyaman yah. Kalau kita dapat beradaptasi dengan tim baru tentu saja akan membuat kerja menjadi menyenangkan dan kesatuan tim akan lebih terasa. Berbicara mengenai tim kerja yang efektif tentu saja harus dimulai dengan pemahaman tim kerja.
Tim kerja memiliki tujuan yang sama yang dicirikan
1. Perasaan memiliki kelompok /tim yang beridentitas sama pada masing-masing anggota kelompok/tim kerja tersebut
2. Fungsi-fungsi yang saling ketergantungan
( interdepensi )
3. Nilai atau norma yang telah disetujui bersama
Penentuan tujuan atau sasaran bersama, mungkin menjadi tugas pimpinan
Belum tentu mendapatkan persepsi yang sama bagi setiap anggota kelompok/tim kerja maka
- Ketidaksamaan persepsi ini, bila “dibesar-besarkan” akan dapat menimbulkan konflik diantara anggota kelompok/tim kerja
- Maka tujuan bersama, interdependen, norma menjadi dasar merupakan dasar terbentuknya tim kerja yang efektif dan dasar para anggota kelompok / tim kerja untuk secara sukarela bekerja untuk mencapai tujuan bersama.
Menurut Daniel Goleman, pencetus Emotional Intelligent ( EI ) diperlukan 3 kondisi mendasar agar perilaku interaktif dalam sebuah tim tercipta :
A. Kepercayaan
Tingkat saling percaya diantara sesama anggota cukup untuk bisa mendialogkan perasaan dan pemikirannya secara terbuka dan wajar
B. Identitas
Perasaan yang ada pada setiap anggota bahwa mereka masuk dalam sebuah kelompok yang unik dan positif. Perasaan-perasaan ini mendorong self of belonging dan teamness sehingga anggota tim terlibat secara profesional dan emosional
C. Rasa Bangga
Percaya bahwa tim ini dapat berhasil dengan anggota tim yang merasa lebih efektif jika bekerja bersama dari pada bekerja sendiri
Apabila disimpulkan maka tim kerja yang efektif dicirikan dengan :
1. Memiliki tujuan
Sebuah tim kerja harus jelas tujuannya, tidak mudah berbelok arah
2. Mempunyai standar kerja
Menentukan standar kerja yang harus dicapai oleh anggota tim kerja
3. Memberikan kebebasan
Menjaring potensi-potensi yang dimiliki oleh anggotanya dan bebas mengaktualisasikannya
4. Mempelajari tindakan masa lalu,
Belajar dari pengalaman-pengalaman masa lalunya
5. Keputusan Konsensus
Mencapai suatu konsensus dalam pembuatan keputusan
6. Kohesif dan Semangat Kesatuan
Mempunya perasaan yang saling terkait satu sama lain
7. Sinergi Pengalaman
Mengakomodasi seluruh pengalaman-engalaman yang ada
8. Menciptakan Suasana Kerja yang Nyaman
Memberikan rasa aman dan nyaman bagi seluruh anggotanya
Tahap-tahap pembentukan tim kerja ”
A. Forming ( Kesadaran berkolompok )
Ciri-cirinya :
1. Ide-ide sederhana
2. Pokok bahasan umum
3. Menghindari kontroversi
4. Persoalan ringan
5. Umpan balik umum
6. “Klik” anggota yang dikenal
Storming ( gejolak/badai)
Ciri-ciri :
1. Anggota Tim menyadari bahwa tugas lebih sulit dibandingkan yang dibayangkan sebelumnya
2. Anggota tim kemungkinan resisten terhadap tugas dan mulai kembali pada confort zone mereka
3. Keberanian berpendapat
4. Pimpinan diserang
5. Menantang ide-ide
6. Menjadi pendengar berkurang
7. Kasak kusuk
8. Pengunduran diri
9. Pengendoran kerjasama
10. Membela diri
C. Norming ( Penetapan norma )
Ciri-cirinya :
1. Mendengarkan anggota kelompok yang lain
2. Pembakuan metode dan sistem
3. Menerima ide orang lain
4. Sadar untuk BERUBAH
5. Terlibat secara aktif
6. Konflik adalah masalah bersama
7. Pertukaran ide & terbuka terhadap orang lain
9. Muncul kreativitas
D. Performing ( Kesadaran berprestasi )
Ciri-ciri :
1. Fleksibilitas terhadap kontribusi anggota kelompok
2. Muncul keterbukaan dan TRUST
3. Perasaan aman & nyaman
4. Menerima perbedaan pandangan
5. Muncul emosional bank acount
Dimanakah tim kerja anda sekarang berada? di forming, storming, norming atau malah sudah memasuki performing. So mengapa ragu memasuki dan membentuk tim baru, let’s do it.
( di ambil dari materi training yang biasasaya bawakan dalam training Team Building)
No comments:
Post a Comment