Hari ini ulang tahunku, berdasarkan rencana yang sudah dibuat merupakan hari ulang tahun terakhir sebagai single haha. Bayak sudah yang saya peroleh dan dapatkan Perjalanan ini kuringkas dalam sebuah bingkai yang indah dalam penggalan cerita yang diambil dari perjalananku selama ini. Perjalanan ini sudah aku tulis beberapa waktu lalu dan baru ini aku publish untuk merenungkan perjalananku.
BLESSING IN MY LIFE
Hm Blessing, hidupku sudah merupakan blessing dari Tuhan dan selama periode hidupku ada beberapa “moment” yang saya anggap sebagai blessing yang luar biasa dari Tuhan. Saya akan bercerita nantinya mengenai hal ini. Cerita mengenai blessing mungkin sering dialami oleh orang lain namun secara khusus saya merasakan hal ini sebagai anugerah Tuhan yang luar biasa indahnya, memberikan saya kesempatan untuk terus tumbuh ditengah peristiwa kehidupan yang kualami selama ini.
Pertama, Tuhan memberikan aku kehidupan melalui kelahiranku, tentu tidak perlu saya jelaskan karena semua orang mengalaminya. Namun yang membuatku bahagia adalah kehadiran keluargaku yang begitu menyayangi aku, ayah, ibuku dan keluargaku yang lain. Aku dibesarkan dalam kesederhanaan keluarga besar dengan 9 orang anak. Orangtua petani kemudian ayahku mencoba untuk menjadi tukang bangunan dan berkembang kemudian mendirikan usaha kontraktor sendiri saat aku masuk SMP. Selama periode masa kecilku aku tidak pernah merasakan kekurangan meskipun sehari-hari yah makan dengan nasi sayur saja lalu kadang ikan asin dan saat upacara adat baru makan daging. Awal masa kecilku aku sempat tinggal di rumah panggung dengan 2 keluarga mendiaminya sesuai kebiasaan di kampungku rata-rata sebuah rumah besar dihuni oleh beberapa kakak beradik dengan keluarganya masing-masing. Usia kakakku, adikku terpaut 2 tahun bahkan dengan Adikku aku berjarak 1 tahun. Bisa dibayangkan betapa repotnya orang tuaku mendidik kami dari 9 bersaudara 5 orang laki-laki dan 4 orang perempuan dan 3 org kakakku 2 orang persis diatasku laki-laki dan adikku laki-laki juga. Yah persaingan memang ada untuk merebut perhatian orang tua namun dilandasi dengan niat yang baik dan cara yang wajar dan khas anak kecil. Didikan orang tuaku yang cukup keras membuat kami terbentuk untuk tidak manja dan menerima keadaan kami apa adanya.
Saat aku berumur 5 tahun, pernah diajak ayahku ke tempat proyeknya di daerah Lembor untuk membangun terowongan saluran air di Nangalili. Sepulangnnya dari sana aku mengalami sakit keras dan aku sudah tidak menyadari sama sekali mengenai dunia disekilingku. Aku mengetahui cerita keluargaku setelah aku sembuh. Saat sakit aku menggigit bantal dan kasur yang kutiduri. Saat itu ayahku lagi ditempat proyek. Suatu hari sakitku bertambah parah, semua keluarga sudah pasrah, berkumpul di rumah. tiba-tiba aku sadar, aku berada dipangkuan dan dipeluk oleh ayahku di dalam oto kol(semacam truk) untuk dibawa ke rumah sakit. Aku dirawat selama 2 minggu dan hasilnya setelah keluar dari rumah sakit aku tidak bisa jalan alias lumpuh karena terlalu. sering disuntik. Berdasarkna diagnosa dokter waktu itu, aku terkena malaria, yah setelah balik dari proyek ternyata aku terkena malaria. Kesembuhan dan kesempata hidup saat itu merupakan anugerah indah dari Tuhan. Inilah blessing dalam hidupku yang kedua. Sejak saat ini aku lebih banyak diperhatikan oleh orang tuaku yah sedikit dimanja sih walaupun tidak terlihat jelas.
Saat masuk SD aku seperti anak yang lain mencari kayu bakar di hutan, tiap pagi, siang sore mengambil air di mata air yang ada di kampung kami dari rumah cukup jauh sekitar 4 km pakai turun ke lembah dulu. Saat masuk SD aku termasuk anak yang menonjol diantara saudaraku seperti nilaiku menonjol dengan predikat juara kelas. Saat aku kelas 4 SD kebiasaan anak-anak di kampungku mencari kayu bakar dihutan. Hari itu saya membawa parang yang cukup besar dan saat sedang berjalan pulang dengan posisi berbaris tiba-tiba temanku paling depan diserang tawon yang besar karena dia tidak sengaja menabrak sarang tawon tersebut. Semua teman-temanku sejumlah 10 orang kemudian berusaha bersembunyi dan meletakan kayu yang awalnya di pikul di atas kepala. Saat aku duduk melindungi diri salah satu tawon berada di atas kepala teman di depanku dan secara refleks saya mengambil parang yang kubawa dan memukul tawon yang ada di atas kepala temanku dan haleluya atas anugerah Tuhan, jatuhnya parang tersebut tidak pada posisi yang tajam yang mengenai kepala tetapi jatuhnya menyamping sehingga yang kena bagian lempengan pipihnya dan luar biasa anugerah Tuhan saat itu, temanku tidak mengalami luka dan hanya sedikit meringgis menahan sakit. Inilahlah blessing ketiga. Sampai saat ini saya membayangkan andaikan parang tersebut jatuh dengan posisi yang berbeda mungkin temanku akan terluka parah.
Saat kelas 6 SD saya seleksi masuk seminari namun tidak lolos kemudian saya didaftarkan masuk sebuah sekolah yang baru pertama kali itu saya dengar namanya yaitu St. Klaus. Tidur beralaskan tikar tanpa kasur dikunjungi orang ttua sekali sebulan dan pulang ke rumah untuk libur sekali 3 bulan membuat aku kuat dan mandiri. Pada awalnya aku merasa dibuang oleh keluargaku dengan disekolahkan di tempat yang jauh dari rumah ternyata hasil belajarku disini membuahkan sesuatu yang manis dengan terbentuknya aku menjadi mandiri, adaptable. Masa remajaku bersama teman-teman yang sampai sekarang ini tetap terjalin akrab. Saya baru menyadari kasih orang tuaku dengan menyekolahkan aku disana yaitu meerka tau persis pendidikan di sekolah tersebut sehingga aku dapat didikan yang baik, disiplin, proses belajarku mnjadi lebih sistematis dan kehidupan rohanku lebih dalam. Sampai saat ini ikatan persaudaraanku dengan teman-teman dari St. Klaus sangat kental karena merakalah yang menyaksikan pertumbuhanku dari masa kanak-kanak sampai masa remaja. Inilah blessing yang keempat.
Setelah tamat dari SMA St. Klaus aku langsung ke Yogyakarta untuk kuliah, setahun pertama karena masing binggung dengan jurusan yang kuambil, aku mengambil kuliah D3 Manajemen baru memasuki tahun kedua setelah merasa bahwa jurusan yang sesuai untukku adalah Psikologi, maka aku mengambil fakulatas Psikologi di Sanata Dharma. Suatu hari aku ingin mengambil kiriman uang di Bank BRI jalan Katamso dekat Pojok Beteng. Saat aku mau menyeberangi jalan ke arah BRI, tiba-tiba dari arah pojok beteng sebuah mobil pick up karena menggejar lampu hijau di perempatan pojok beteng berjalan dengan kecepatan tinggi dan karena aku sudah terlanjur berada ditengah jalan binggung, kaget dengan adanya mobil tersebut, aku tidak dapat bergerak lagi hanya berdiri di tengah jalan dan tiba-tiba pick up tersebut berbalik 180 % melintang dalam jarak 1meter di depanku dan aku baru tersadar mendengar bunyi rem dan teriakan orang di pinggir jalan. Aku melihat orang-orang di tepi jalan sudah berteriak kaget dengan kejadian tersebut dan ternyata anugerah Tuhan yang luar biasa terjadi disini saya tidak apa-apa, mobil pick up dan sopirnya tidak apa-apa. Aku tidak pernah berpikir bagaimana prosesnya sehingga sopir mobil tersebut dapat mengendalikan laju kendaraannya sehingga mampu di tahan dan melintang persis di depanku. Inilah blessing kelima dalam hidupku.
Sampai saat ini kalau aku mengingat kejadian di atas dan merenungkannya, aku selalu bersyukur dan wow betapa baiknya Tuhan, tuk selamanya kasih setianya dan Tuhan memang selalu baik seperti yang dinyanyikan Don Moen ”God is God, all he time”. Sampai saat ini kasih Tuhan terus aku rasakan dan kekuatan ini lah yang menguatkan aku ditengah tragedi yang menimpa aku 3 tahun terakhir ini, dimana Adik yang sangat dekat dengan aku karena perbedaan usia kami yang hanya setahun dan dalam keseharian masa kecil kami menjadi teman kadang berantem lalu dekat lagi pada tahun 2005 meninggal dunia meninggalkan anaknya yabg baru berumur 2 tahun. 2 tahun kemudian Ibuku yaitu bulan Maret 2008 juga meninggalkan kami semua. Ibuku sudah mengalami sakit selama 7 tahun sampai tidak dapat bicara karena stroke, beliau juga begitu kuatnya menyaksikan 2 orang putranya meninggal di hadapannya yaitu adikku meninggal saat usianya 6 tahun waktu aku masih kelas 4 SD dan satunya tahun 2005. Tuhan Yesus selalu bersamaku dan tentunya bersama kita semua. Yakin bahwa apapun yang terjadi dalam hidup kita merupakan anugerah terindah dari Tuhan. Kita selalu dikuatkan oleh-Nya saat mengalami hambatan dan diberi suka cita saat mengalami kesukaan.
Saya yakin dengan Kasih Tuhan, masih akan datang blessing dalam hidupku karena hidup selalu terus maju dengan berbagai rencana baru dan aku sudah meletakan rencana itu dalam berbagai bentuk dari visi, misi pribadi, target tahunan maupun rencana besar lain yang masih dalam bentuk angan-angan.
No comments:
Post a Comment