Malam ini saya melewati perempatan ini lagi dan masih ada saja anak-anak yang berkeliaran malam selarut ini untuk mengemis. Saya selalu terenyuh dengan melihat anak-anak ini. Salah satu anak tersebut sambil mengemis membawa 2 tusuk sate jerean ayam plus 1 arem-arem. Saya ngga tau apakah makanan itu diberikan oleh salah satu pengendara di perempatan ini atau dia membeli sendiri. Saya jadi teringat beberapa waktu lalu makan di warung Pasar genjing dan ada 2 anak kecil mengamen setelah selesai menyanyikan 1 lagu dia bukannya minta uang tetapi hanya minta makanan yang sedang kami makan. Saya ngga berpikir panjang dan langsung memberikan makanan yang masih tersisa. Kembali ke anak yang diperempatan tadi, kalau sebelumnya saya memposting betap tidak sehatnya anak-anak ini tidur subuh dan sekarang saya membayangkan lagi kalau anaka-anak tidur subuh, makanan yang mereka makan juga tidak sehat seperti yang dipegang anak tadi, bagaimana nasib mereka 5 tahun lagi? Apakah masih sekuat ini? Bayangkan sate yang dipegang anak tadi dah terkena debu saat dia bolak-balik di perempatan dan tangannya juga kotor saat dia memegang makanan tersebut. Bagimana pertumbuhan anak ini dengan makanan seperti ini? Saya masih bisa bersyukur dibesarkan dengan kesederhanaan di asrama dari SMP-SMU, makan hanya nasi plus sayur (daun singkong, kubis, kacang ijo), makan ikan asin 2 kali seminggu namun disajikan dengan sehat. Hayo dukung program agar anak-anak ini tidak terlantar dijalanan sehingga manusia Indonesia masa depan menjadi lebih baik. Apakah ada rumah penampungan sementara di Jakarta ini yang dikelola dengan baik yah?
Baru tadi malam nonton film “Where God Left His Shoes” yang memperlihatkan perjuangan seorang ayah menghindari keluarganya menginap di rumah penampungan di malam Natal. Gambaran tentang homeless saat cuaca dan salju dimalam Natal begitu nyata. Saat ini gambaran seperti ini mungkin terlihat dalam bentuk yang lain di Jakarta, saat hujan deras, banjir banyak orang menjadi gelandangan karena kehilangan tempat tinggal dibawa banjir, terbakar, digusur tanpa disediakan tempat penampungan. Walaupun hanya tempat penampungan namun pengelolaannya dilakukan dengan baik, para gelandangan di beri makan, diberi tempat tidur yang lumayan layak.
Saya kog kesannya membenarkan kegiatan mengemis yah hehehe, saya tetap tidak setuju kalau dilakukan oleh anak-anak, saya lebih menghargai pengamen karena mereka berusaha mendapatkan uang.
No comments:
Post a Comment