Suatu ketika jam tangan seorang pemuda jatuh ditengah tumpukan jerami yang banyak. Dia tidak yakin dimana jatuhnya arloji tersebut. Pemuda tersebut bingung bagaimana mencari dan mulai dari mana mencarinya sementara tumpukan jerami itu tinggi dan cukup luas. Dia mulai mencari namun beberapa waktu kemudian dia belum juga menemukan arloji tersebut.
Selang beberapa waktu ditengah kebingungan, Pemuda tersebut duduk termenung di atas jerami dan ditengah keheningan dan ketenangan yang ada disekitar, dia mendengar bunyi detak yang menyerupai bunyi detak jarum detik dari sebuah arloji. Pemuda tersebut kemudian mencoba untuk konsentrasi dan berdiam mencoba mencari dari manakah sumber bunyi tersebut. Semakin lama dia mulai bisa mendengar dengan jelas dari mana sumber bunyi itu. Setelah yakin sumber bunyi itu kemudian dia membuka tumpukan jerami. Ketika dia membuka tumpukan ternyata benar arlojinya ada diantara tumpukan itu.
Rekan-rekan, kadang-kadang kita terlalu sibuk dengan kegiatan kita sehingga lupa dengan kehadiran Tuhan dalam kehidupan kita. Kita terbuai dengan kebisingan dunia kita dan ketika kita mengalami kesulitan, jalan keluar yang kita cari adalah bereaksi secara sporadis dengan cara kita sendiri yang menurut kita benar. Pada akhirnya kita kebingungan karena kita tidak menemukan jalan keluar dari masalah tersebut.
So, ambil waktu sebentar untuk hening, mencoba merenungkan anugerah apa yang sudah kita terima hari ini. Seperti juga jam ditumpukan jerami dengan mencoba hening untuk menemukan kedekatan dengan Tuhan dan dengan mencoba menghilangkan kebisingan disekitar kita, maka kita akan menemukan dan menyadari betapa besar anugerah Tuhan kepada kita.
Mari kita tetap bersyukur untuk anugerah Tuhan, sekecil apapun yang kita rasakan. (Inspire by kotbah minggu, 20 Mei 2012, Kathedral Bogor)