Hari ini ulang tahunku, berdasarkan rencana yang sudah dibuat merupakan hari ulang tahun terakhir sebagai single haha. Bayak sudah yang saya peroleh dan dapatkan Perjalanan ini kuringkas dalam sebuah bingkai yang indah dalam penggalan cerita yang diambil dari perjalananku selama ini. Perjalanan ini sudah aku tulis beberapa waktu lalu dan baru ini aku publish untuk merenungkan perjalananku.
BLESSING IN MY LIFE
Hm Blessing, hidupku sudah merupakan blessing dari Tuhan dan selama periode hidupku ada beberapa “moment” yang saya anggap sebagai blessing yang luar biasa dari Tuhan. Saya akan bercerita nantinya mengenai hal ini. Cerita mengenai blessing mungkin sering dialami oleh orang lain namun secara khusus saya merasakan hal ini sebagai anugerah Tuhan yang luar biasa indahnya, memberikan saya kesempatan untuk terus tumbuh ditengah peristiwa kehidupan yang kualami selama ini.
Pertama, Tuhan memberikan aku kehidupan melalui kelahiranku, tentu tidak perlu saya jelaskan karena semua orang mengalaminya. Namun yang membuatku bahagia adalah kehadiran keluargaku yang begitu menyayangi aku, ayah, ibuku dan keluargaku yang lain. Aku dibesarkan dalam kesederhanaan keluarga besar dengan 9 orang anak. Orangtua petani kemudian ayahku mencoba untuk menjadi tukang bangunan dan berkembang kemudian mendirikan usaha kontraktor sendiri saat aku masuk SMP. Selama periode masa kecilku aku tidak pernah merasakan kekurangan meskipun sehari-hari yah makan dengan nasi sayur saja lalu kadang ikan asin dan saat upacara adat baru makan daging. Awal masa kecilku aku sempat tinggal di rumah panggung dengan 2 keluarga mendiaminya sesuai kebiasaan di kampungku rata-rata sebuah rumah besar dihuni oleh beberapa kakak beradik dengan keluarganya masing-masing. Usia kakakku, adikku terpaut 2 tahun bahkan dengan Adikku aku berjarak 1 tahun. Bisa dibayangkan betapa repotnya orang tuaku mendidik kami dari 9 bersaudara 5 orang laki-laki dan 4 orang perempuan dan 3 org kakakku 2 orang persis diatasku laki-laki dan adikku laki-laki juga. Yah persaingan memang ada untuk merebut perhatian orang tua namun dilandasi dengan niat yang baik dan cara yang wajar dan khas anak kecil. Didikan orang tuaku yang cukup keras membuat kami terbentuk untuk tidak manja dan menerima keadaan kami apa adanya.
Saat aku berumur 5 tahun, pernah diajak ayahku ke tempat proyeknya di daerah Lembor untuk membangun terowongan saluran air di Nangalili. Sepulangnnya dari sana aku mengalami sakit keras dan aku sudah tidak menyadari sama sekali mengenai dunia disekilingku. Aku mengetahui cerita keluargaku setelah aku sembuh. Saat sakit aku menggigit bantal dan kasur yang kutiduri. Saat itu ayahku lagi ditempat proyek. Suatu hari sakitku bertambah parah, semua keluarga sudah pasrah, berkumpul di rumah. tiba-tiba aku sadar, aku berada dipangkuan dan dipeluk oleh ayahku di dalam oto kol(semacam truk) untuk dibawa ke rumah sakit. Aku dirawat selama 2 minggu dan hasilnya setelah keluar dari rumah sakit aku tidak bisa jalan alias lumpuh karena terlalu. sering disuntik. Berdasarkna diagnosa dokter waktu itu, aku terkena malaria, yah setelah balik dari proyek ternyata aku terkena malaria. Kesembuhan dan kesempata hidup saat itu merupakan anugerah indah dari Tuhan. Inilah blessing dalam hidupku yang kedua. Sejak saat ini aku lebih banyak diperhatikan oleh orang tuaku yah sedikit dimanja sih walaupun tidak terlihat jelas.
Saat masuk SD aku seperti anak yang lain mencari kayu bakar di hutan, tiap pagi, siang sore mengambil air di mata air yang ada di kampung kami dari rumah cukup jauh sekitar 4 km pakai turun ke lembah dulu. Saat masuk SD aku termasuk anak yang menonjol diantara saudaraku seperti nilaiku menonjol dengan predikat juara kelas. Saat aku kelas 4 SD kebiasaan anak-anak di kampungku mencari kayu bakar dihutan. Hari itu saya membawa parang yang cukup besar dan saat sedang berjalan pulang dengan posisi berbaris tiba-tiba temanku paling depan diserang tawon yang besar karena dia tidak sengaja menabrak sarang tawon tersebut. Semua teman-temanku sejumlah 10 orang kemudian berusaha bersembunyi dan meletakan kayu yang awalnya di pikul di atas kepala. Saat aku duduk melindungi diri salah satu tawon berada di atas kepala teman di depanku dan secara refleks saya mengambil parang yang kubawa dan memukul tawon yang ada di atas kepala temanku dan haleluya atas anugerah Tuhan, jatuhnya parang tersebut tidak pada posisi yang tajam yang mengenai kepala tetapi jatuhnya menyamping sehingga yang kena bagian lempengan pipihnya dan luar biasa anugerah Tuhan saat itu, temanku tidak mengalami luka dan hanya sedikit meringgis menahan sakit. Inilahlah blessing ketiga. Sampai saat ini saya membayangkan andaikan parang tersebut jatuh dengan posisi yang berbeda mungkin temanku akan terluka parah.
Saat kelas 6 SD saya seleksi masuk seminari namun tidak lolos kemudian saya didaftarkan masuk sebuah sekolah yang baru pertama kali itu saya dengar namanya yaitu St. Klaus. Tidur beralaskan tikar tanpa kasur dikunjungi orang ttua sekali sebulan dan pulang ke rumah untuk libur sekali 3 bulan membuat aku kuat dan mandiri. Pada awalnya aku merasa dibuang oleh keluargaku dengan disekolahkan di tempat yang jauh dari rumah ternyata hasil belajarku disini membuahkan sesuatu yang manis dengan terbentuknya aku menjadi mandiri, adaptable. Masa remajaku bersama teman-teman yang sampai sekarang ini tetap terjalin akrab. Saya baru menyadari kasih orang tuaku dengan menyekolahkan aku disana yaitu meerka tau persis pendidikan di sekolah tersebut sehingga aku dapat didikan yang baik, disiplin, proses belajarku mnjadi lebih sistematis dan kehidupan rohanku lebih dalam. Sampai saat ini ikatan persaudaraanku dengan teman-teman dari St. Klaus sangat kental karena merakalah yang menyaksikan pertumbuhanku dari masa kanak-kanak sampai masa remaja. Inilah blessing yang keempat.
Setelah tamat dari SMA St. Klaus aku langsung ke Yogyakarta untuk kuliah, setahun pertama karena masing binggung dengan jurusan yang kuambil, aku mengambil kuliah D3 Manajemen baru memasuki tahun kedua setelah merasa bahwa jurusan yang sesuai untukku adalah Psikologi, maka aku mengambil fakulatas Psikologi di Sanata Dharma. Suatu hari aku ingin mengambil kiriman uang di Bank BRI jalan Katamso dekat Pojok Beteng. Saat aku mau menyeberangi jalan ke arah BRI, tiba-tiba dari arah pojok beteng sebuah mobil pick up karena menggejar lampu hijau di perempatan pojok beteng berjalan dengan kecepatan tinggi dan karena aku sudah terlanjur berada ditengah jalan binggung, kaget dengan adanya mobil tersebut, aku tidak dapat bergerak lagi hanya berdiri di tengah jalan dan tiba-tiba pick up tersebut berbalik 180 % melintang dalam jarak 1meter di depanku dan aku baru tersadar mendengar bunyi rem dan teriakan orang di pinggir jalan. Aku melihat orang-orang di tepi jalan sudah berteriak kaget dengan kejadian tersebut dan ternyata anugerah Tuhan yang luar biasa terjadi disini saya tidak apa-apa, mobil pick up dan sopirnya tidak apa-apa. Aku tidak pernah berpikir bagaimana prosesnya sehingga sopir mobil tersebut dapat mengendalikan laju kendaraannya sehingga mampu di tahan dan melintang persis di depanku. Inilah blessing kelima dalam hidupku.
Sampai saat ini kalau aku mengingat kejadian di atas dan merenungkannya, aku selalu bersyukur dan wow betapa baiknya Tuhan, tuk selamanya kasih setianya dan Tuhan memang selalu baik seperti yang dinyanyikan Don Moen ”God is God, all he time”. Sampai saat ini kasih Tuhan terus aku rasakan dan kekuatan ini lah yang menguatkan aku ditengah tragedi yang menimpa aku 3 tahun terakhir ini, dimana Adik yang sangat dekat dengan aku karena perbedaan usia kami yang hanya setahun dan dalam keseharian masa kecil kami menjadi teman kadang berantem lalu dekat lagi pada tahun 2005 meninggal dunia meninggalkan anaknya yabg baru berumur 2 tahun. 2 tahun kemudian Ibuku yaitu bulan Maret 2008 juga meninggalkan kami semua. Ibuku sudah mengalami sakit selama 7 tahun sampai tidak dapat bicara karena stroke, beliau juga begitu kuatnya menyaksikan 2 orang putranya meninggal di hadapannya yaitu adikku meninggal saat usianya 6 tahun waktu aku masih kelas 4 SD dan satunya tahun 2005. Tuhan Yesus selalu bersamaku dan tentunya bersama kita semua. Yakin bahwa apapun yang terjadi dalam hidup kita merupakan anugerah terindah dari Tuhan. Kita selalu dikuatkan oleh-Nya saat mengalami hambatan dan diberi suka cita saat mengalami kesukaan.
Saya yakin dengan Kasih Tuhan, masih akan datang blessing dalam hidupku karena hidup selalu terus maju dengan berbagai rencana baru dan aku sudah meletakan rencana itu dalam berbagai bentuk dari visi, misi pribadi, target tahunan maupun rencana besar lain yang masih dalam bentuk angan-angan.
Friday, May 22, 2009
Anak yang ada di Perempatan
Malam ini saya melewati perempatan ini lagi dan masih ada saja anak-anak yang berkeliaran malam selarut ini untuk mengemis. Saya selalu terenyuh dengan melihat anak-anak ini. Salah satu anak tersebut sambil mengemis membawa 2 tusuk sate jerean ayam plus 1 arem-arem. Saya ngga tau apakah makanan itu diberikan oleh salah satu pengendara di perempatan ini atau dia membeli sendiri. Saya jadi teringat beberapa waktu lalu makan di warung Pasar genjing dan ada 2 anak kecil mengamen setelah selesai menyanyikan 1 lagu dia bukannya minta uang tetapi hanya minta makanan yang sedang kami makan. Saya ngga berpikir panjang dan langsung memberikan makanan yang masih tersisa. Kembali ke anak yang diperempatan tadi, kalau sebelumnya saya memposting betap tidak sehatnya anak-anak ini tidur subuh dan sekarang saya membayangkan lagi kalau anaka-anak tidur subuh, makanan yang mereka makan juga tidak sehat seperti yang dipegang anak tadi, bagaimana nasib mereka 5 tahun lagi? Apakah masih sekuat ini? Bayangkan sate yang dipegang anak tadi dah terkena debu saat dia bolak-balik di perempatan dan tangannya juga kotor saat dia memegang makanan tersebut. Bagimana pertumbuhan anak ini dengan makanan seperti ini? Saya masih bisa bersyukur dibesarkan dengan kesederhanaan di asrama dari SMP-SMU, makan hanya nasi plus sayur (daun singkong, kubis, kacang ijo), makan ikan asin 2 kali seminggu namun disajikan dengan sehat. Hayo dukung program agar anak-anak ini tidak terlantar dijalanan sehingga manusia Indonesia masa depan menjadi lebih baik. Apakah ada rumah penampungan sementara di Jakarta ini yang dikelola dengan baik yah?
Baru tadi malam nonton film “Where God Left His Shoes” yang memperlihatkan perjuangan seorang ayah menghindari keluarganya menginap di rumah penampungan di malam Natal. Gambaran tentang homeless saat cuaca dan salju dimalam Natal begitu nyata. Saat ini gambaran seperti ini mungkin terlihat dalam bentuk yang lain di Jakarta, saat hujan deras, banjir banyak orang menjadi gelandangan karena kehilangan tempat tinggal dibawa banjir, terbakar, digusur tanpa disediakan tempat penampungan. Walaupun hanya tempat penampungan namun pengelolaannya dilakukan dengan baik, para gelandangan di beri makan, diberi tempat tidur yang lumayan layak.
Saya kog kesannya membenarkan kegiatan mengemis yah hehehe, saya tetap tidak setuju kalau dilakukan oleh anak-anak, saya lebih menghargai pengamen karena mereka berusaha mendapatkan uang.
Baru tadi malam nonton film “Where God Left His Shoes” yang memperlihatkan perjuangan seorang ayah menghindari keluarganya menginap di rumah penampungan di malam Natal. Gambaran tentang homeless saat cuaca dan salju dimalam Natal begitu nyata. Saat ini gambaran seperti ini mungkin terlihat dalam bentuk yang lain di Jakarta, saat hujan deras, banjir banyak orang menjadi gelandangan karena kehilangan tempat tinggal dibawa banjir, terbakar, digusur tanpa disediakan tempat penampungan. Walaupun hanya tempat penampungan namun pengelolaannya dilakukan dengan baik, para gelandangan di beri makan, diberi tempat tidur yang lumayan layak.
Saya kog kesannya membenarkan kegiatan mengemis yah hehehe, saya tetap tidak setuju kalau dilakukan oleh anak-anak, saya lebih menghargai pengamen karena mereka berusaha mendapatkan uang.
Monday, May 11, 2009
Anak Yang Tertidur Di Perempatan
Saat balik tadi dari Salemba saat berhenti di Lampu merah dekat Hotel Shanggrila perhatianku tertarik dengan 2 orang polisi yang menjaga dan menutup jalan kearah Casablanca, hmm ada apa ditutup yah. Saya kemudian mengalihkan perhatian dan mataku terpaku pada sosok yang ada di lampu lau lintas, seorang anak kecil kira-kira usia 4 atau 5 tahun dengan celana pendek lusuh dan baju yang lusuh dan robek, anak tersebut bersandar di tiang lampu lalu lintas dan tertidur. Wajahnya terlihat lelah dan ditengah hangar binger bunyi kendaraan dia mampu tidur dan tidak terusik dengan bunyi kendaraan yang ada.hmm pasti dia sangat lelah dan ngantuk sehingga dingin dan hiruk pikuk disekitarnya tidak dapat menahannya untuk tidur. Saya coba melihat jam di hp, waktu menunjukan pukul 23.30 WIB berarti cukup malam. Saya terpaku dengan sosok anak itu, bayangkanku kalau aku yang disitu mungkin sangat tidak nyaman berada disitu tanpa selimut karena angin malam yang dingin membuat ornag yang berada diluar tanpa jaket akan menggigil kedinginan. Ah kehidupan Jakarta memang keras, anak seusia anak tersebut mestinya sudah tidur dengan tenang di rumah bukannya berkeliaran dan tertidur diperempatan untuk mengemis. Dari sisi kesehatan seorang anak akan bertumbuh dengan sehat kalau cukup istirahat bukan dengan bekerja sampai larut malam.
Saat menjelang lampu hijau, datang juga seorang anak yang lebih tua sekitar 9 tahun menggendong anak mendekati anak tersebut namun tidak mengganggunya hanya berdiri memadang kendaraan yang lewat. Waduh dimanakah orang tua anak-anak ini. Dalam perjalanan pulang aku igat dengan film Slumdog Milionaire yang memenangkan film terbaik di Oscar tahun ini. Dalam film tersebut digambarkan kejamnya kehidupan jalanan di India. Anak-anak di jadikan pengemis sampai ada yang sengaja di buat buta sehingga terlihat mengenaskan. Apakah anak-anak yang ada diperempatan juga masuk jaringan seperti ini, menjadi korban dan dipaksa mengemis sehingga saking capeknya sampai tertidur di perempatan.
(Jakarta, mingu malam, 10 Mei 2009).
Saat menjelang lampu hijau, datang juga seorang anak yang lebih tua sekitar 9 tahun menggendong anak mendekati anak tersebut namun tidak mengganggunya hanya berdiri memadang kendaraan yang lewat. Waduh dimanakah orang tua anak-anak ini. Dalam perjalanan pulang aku igat dengan film Slumdog Milionaire yang memenangkan film terbaik di Oscar tahun ini. Dalam film tersebut digambarkan kejamnya kehidupan jalanan di India. Anak-anak di jadikan pengemis sampai ada yang sengaja di buat buta sehingga terlihat mengenaskan. Apakah anak-anak yang ada diperempatan juga masuk jaringan seperti ini, menjadi korban dan dipaksa mengemis sehingga saking capeknya sampai tertidur di perempatan.
(Jakarta, mingu malam, 10 Mei 2009).
Pokok Anggur
Setelah 2 minggu ngga ke gereja akhirnya hari ini aku ke gereja. Ada kerinduan tersendiri memasuki gereja dan menyatu dengan suasana khusyuk dan alunan lagu dari koor yang menggema menetramkan hati.
Tema hari ini cukup menarik yaitu Akulah poko anggur yang benar dan Bapa-Ku lah pengusahaanya. Romo yang membawakan misa hari ini sangat bersemangat dalam kotbahnya dibuka dengan lagu Yesus Pokok dan Kitalah Caranya. Suaranya lumayan groovy. Saya tidak membahas mengenai jalannya misa namun lebih ke tema Injilnya. Kalau diperhatikan dalam kitab Suci dari Mateus sampai dengan Yohanes, Yesus selalu menggunakan perumpamaan dalam menyampaikan pesan sehingga mudah dipahami walaupun untuk orang yang tidak mengenal dengan berbagai binatang, pohon dan perumpamaan lainnya mesti membaca dulu lebih dalam agar lebih paham dengan lingkungan dimana Yesus pernah hidup. Inilah satu ciri dari seseorang dengan penggunaan otak kiri kanan seimbang. Lebih jauh mengenai hal ini dapat dibaca pada postingan sebelumnya mengenai penggunaan otak kanan dan ciri-ciri individu yang menggunakannya secara seimbang.
Saya terkesan dengan perumpamaan yang disampaikan Yesus, saya mencoba membayangkan situasi saat itu dan bertanya mengapa Yesus selalu menggunakan tumbuhan dalam perumpamaannya. Banyak sekali perumpamaan seperti ini misalnya perumpamaan mengenai benih, pokok anggur, pohon sesawi, pohon ara. Tumbuhan (baca pohon) selalu melambangkan kehidupan yang membuat dunia menjadi lebih indah dengan proses alam yang membuat keberadaan pohon menjadi sangat penting. Banyak juga organisasi yang menjadikan pohon sebagai lambang atau memberi pemahaman mengenai nilai-nilainya, ditempatku bekerja juga menggunakan pohon sebagai gambaran nilai-nilai yang ,mendasari organisasi dan lihatlah gerakan yang sedang tren saat ini yaitu penanaman pohon.
Yesus memberi kita gambaran betapa pohon sangatlah lengkap menggambarkan kehidupan rohani kita. (Matraman Minggu Sore 08 Mei 2009)
Tema hari ini cukup menarik yaitu Akulah poko anggur yang benar dan Bapa-Ku lah pengusahaanya. Romo yang membawakan misa hari ini sangat bersemangat dalam kotbahnya dibuka dengan lagu Yesus Pokok dan Kitalah Caranya. Suaranya lumayan groovy. Saya tidak membahas mengenai jalannya misa namun lebih ke tema Injilnya. Kalau diperhatikan dalam kitab Suci dari Mateus sampai dengan Yohanes, Yesus selalu menggunakan perumpamaan dalam menyampaikan pesan sehingga mudah dipahami walaupun untuk orang yang tidak mengenal dengan berbagai binatang, pohon dan perumpamaan lainnya mesti membaca dulu lebih dalam agar lebih paham dengan lingkungan dimana Yesus pernah hidup. Inilah satu ciri dari seseorang dengan penggunaan otak kiri kanan seimbang. Lebih jauh mengenai hal ini dapat dibaca pada postingan sebelumnya mengenai penggunaan otak kanan dan ciri-ciri individu yang menggunakannya secara seimbang.
Saya terkesan dengan perumpamaan yang disampaikan Yesus, saya mencoba membayangkan situasi saat itu dan bertanya mengapa Yesus selalu menggunakan tumbuhan dalam perumpamaannya. Banyak sekali perumpamaan seperti ini misalnya perumpamaan mengenai benih, pokok anggur, pohon sesawi, pohon ara. Tumbuhan (baca pohon) selalu melambangkan kehidupan yang membuat dunia menjadi lebih indah dengan proses alam yang membuat keberadaan pohon menjadi sangat penting. Banyak juga organisasi yang menjadikan pohon sebagai lambang atau memberi pemahaman mengenai nilai-nilainya, ditempatku bekerja juga menggunakan pohon sebagai gambaran nilai-nilai yang ,mendasari organisasi dan lihatlah gerakan yang sedang tren saat ini yaitu penanaman pohon.
Yesus memberi kita gambaran betapa pohon sangatlah lengkap menggambarkan kehidupan rohani kita. (Matraman Minggu Sore 08 Mei 2009)
Friday, May 8, 2009
Tekanan Kerja
Pernah ngga merasa kantor menjadi tempat yang tidak lagi nyaman? Maksud gw dari sisi subyektif loe melihat situasi sekitar khususnya masalah-masalah pekerjaan karena adanya tekanan target yang tidak tercapai atau bos yang memandang loe kayaknya mau mengejar terus target kog ngga tercapai atau sikap rekan kerja yang tidak supportif dan resource terbatas yang loe punya terbatas. Buat gw situasi ini kadang dialami karena yang namanya dinamika kerja selalu ada pasang surutnya, saat target tercapai semuanya indah di tempat kerja, semua orang seperti tersenyum menyambut kita masuk ke ruangan kerja.
Setelah disadari hal ini banyak dipengaruhi oleh sikap kita saat menghadapi situasi tekanan kerja. Cara kita melihat hambatan dalam pekerjan akan berdampak pada sikap dan perilaku menghadapinya. Ada yang terbawa stress sehingga menambah rumit masalah atau ada yang tetap beraktivitas seperti biasa terlihat sibuk namun outputnya ngga ada hehehe atau ada yang menjadi lebih termotivasi mengatasi hal ini dan mencari cara yang lain untuk mencapainya. Pada situasi pertama, Karyawan akan cenderung mengeluh, menyalahkan situasi di luar dirinya atau mengomel orang-orang yang tidak mendukung. Kalau situasi kedua lebih banyak diam namun tetap bekerja sehingga terlihat serius namun nyatanya dia bingung dengan situasi ini. Pada situasi yang ketiga seorang Karyawan akan tetap termotivasi dan persistence mencari apa yang membuat masalah timbul dan berusaha mencari jalan lain untuk mencapainya.
Dimana sekarang anda berada, kalau saya sih berada di situasi tiga saat ini(bukan sepenuhnya sih, lebih banyak menuju kea rah ini), walaupun banyak rintangan karena keterbatasan resource namun usaha untuk maju setapak demi setapak sehingga ada progress. Beberapa hari lalu sempat pesimis banget dengan keadaan di tempat kerja ditambah permasalahn pribadi yang cukup menekan membuat tidak bersemangat melakukan pekerjan, bangun pagipun, masuk kantor telat dan ada rasa malas masuk kantor. Fokus kerja dan konsentrasiku berkurang. Saya tidak menyalahkan situasi ini karena selalu pulang malam dari kantor bukan karena tuntutan kerja namun karena toleransi dengan rekan-rekan yang lain belum pulang. Rasa itu berusaha aku buang pelan-pelan dan menata kembali pekerjaan dan melihat mana yang segera diselesaikan. Target kerja memang menantang dan perlu kerja extra untuk mencapainya karena kalau berhenti maka pencapaianpun berhenti.
Aku yakin dapat melewati fase ini dalam pekerjaanku karena dengan menghadapi fase hambatan atau tekanan dalam kerja, kita dapat belajar untuk terus berusaha, mencari jalan keluar terabik dan tetap persistence.
Setelah disadari hal ini banyak dipengaruhi oleh sikap kita saat menghadapi situasi tekanan kerja. Cara kita melihat hambatan dalam pekerjan akan berdampak pada sikap dan perilaku menghadapinya. Ada yang terbawa stress sehingga menambah rumit masalah atau ada yang tetap beraktivitas seperti biasa terlihat sibuk namun outputnya ngga ada hehehe atau ada yang menjadi lebih termotivasi mengatasi hal ini dan mencari cara yang lain untuk mencapainya. Pada situasi pertama, Karyawan akan cenderung mengeluh, menyalahkan situasi di luar dirinya atau mengomel orang-orang yang tidak mendukung. Kalau situasi kedua lebih banyak diam namun tetap bekerja sehingga terlihat serius namun nyatanya dia bingung dengan situasi ini. Pada situasi yang ketiga seorang Karyawan akan tetap termotivasi dan persistence mencari apa yang membuat masalah timbul dan berusaha mencari jalan lain untuk mencapainya.
Dimana sekarang anda berada, kalau saya sih berada di situasi tiga saat ini(bukan sepenuhnya sih, lebih banyak menuju kea rah ini), walaupun banyak rintangan karena keterbatasan resource namun usaha untuk maju setapak demi setapak sehingga ada progress. Beberapa hari lalu sempat pesimis banget dengan keadaan di tempat kerja ditambah permasalahn pribadi yang cukup menekan membuat tidak bersemangat melakukan pekerjan, bangun pagipun, masuk kantor telat dan ada rasa malas masuk kantor. Fokus kerja dan konsentrasiku berkurang. Saya tidak menyalahkan situasi ini karena selalu pulang malam dari kantor bukan karena tuntutan kerja namun karena toleransi dengan rekan-rekan yang lain belum pulang. Rasa itu berusaha aku buang pelan-pelan dan menata kembali pekerjaan dan melihat mana yang segera diselesaikan. Target kerja memang menantang dan perlu kerja extra untuk mencapainya karena kalau berhenti maka pencapaianpun berhenti.
Aku yakin dapat melewati fase ini dalam pekerjaanku karena dengan menghadapi fase hambatan atau tekanan dalam kerja, kita dapat belajar untuk terus berusaha, mencari jalan keluar terabik dan tetap persistence.
POSITIVE FEELING(POSITIVE THINKING)
Hari ini Sebelum pulang kantor temanku bertanya “Stan loe pernah marah ngga sih? Kog kelihatannya digodain teman-teman ngga pernah tersinggung atau ngg suka tetapi selalu ditanggapi dengan lelucon juga. Saya menimpali saja “ada 2 pilihan dalam situasi ini, kamu melihat itu sebagai suatu ejekan atau melihat sebagai perhatian dari temankita” Temanku langsung tertawa terbahak-bahak mendengarnya. Lalu menimpali lagi “kamu jangan terlalu positif dong melihat sesuatu”. Saya langsung terhenyak dan mengeyitkan dahi melihat reaksi temanku ini. Dalam hati aku mebatin, temanku pasti sedang mengalami sesuatu yang membuatnya berkomentar begini.
Saya berusaha melihat sesuatu dari sisi yang positif karena buat aku pribadi kejengkelan atau marah hanya dengan suatu hal yang sepele, misalnya diejek asal-usul kita dari daerah terpencil bukanlah sesuatu yang besar. Saya berusaha membuat situasi ini menjadi lelucon dan kalau ada rekan yang seperti ini saya selalu melihatnya sebagai perhatian ke kita walaupun dengan cara yang lain. Setiap orang memiliki karakteristik pribadi yang berbeda dalam mengungkapkan perhatiannya ke orang lain.
So, mengapa menjadi aneh buat yang lain kalau melihat dari sisi yang positif yah, Erbe Sentanu di Quantum Iklas menekankan pentingnya berpikir positif namun lebih dalam dari itu adalah positife feeling. Saya mau sharing cerita tentang Jerry, beberapa waktu lalu saya menerima email ini dan seminggu lalu saat sharing di Santika, Ibu Engeline dari Carrefour Indonesia menceritakan kembali kisah Jerry ini. Semoga memberi inspirasi yah karena sayapun mendapat insight dari cerita ini. Saya tidak menerjemahkannya sehingga bisa lebih terasa feel-nya.
Jerry is the manager of a restaurant. He is always in a good mood. When someone would ask him how he was doing, he would always reply, "If I were any better, I would be twins!" Many of the waiters at his restaurant quit their jobs when he changed jobs, so they could follow him around from restaurant to restaurant ….WHY ????
Because,Jerry was a natural motivator.
If an employee was having a bad day,
Jerry was always there, telling the employee how to look on the positive side of the situation. Seeing this style really made me curious, so one day I went up to Jerry and asked him. "I don't get it! No one can be a positive person all of the time. How do you do it?"
Jerry replied, “Each morning I wake up and say to myself, I have two choices today. I can choose to be in a good mood or I can choose to be in a bad mood. I always choose to be in a good mood. Each time something bad happens, I can choose to be victim or I can choose to learn from it. I always choose to learn from it. Every time someone comes to me complaining, I can choose to accept their complaining or I can point out the positive side of life. I always choose the positive side of life." "But it's not always that easy,“ I protested. "Yes it is," Jerry said. "Life is all about choices. When you cut away all the junk every situation is a choice.
You choose……..
how you react to situations.
how people will affect your mood.
to be in a good mood or bad mood.
It's your choice how you live your life."
Several years later,
I heard that Jerry accidentally did something you are never supposed to do in the restaurant business.
He left the back door of his restaurant open….
And then ???
In the morning, he was robbed by three armed men.
They want? #123*+!@$%&*~
While Jerry trying to open the safe box,
his hand, shaking from nervousness, slipped off the combination.
The robbers panicked and shot him.
Luckily, Jerry was found quickly and rushed to the hospital….
After 18 hours of surgery….
and weeks of intensive care,
Jerry was released from the hospital with fragments of the bullets still in his body.…
I saw Jerry about six months after the accident.
When I asked him how he was,…
he replied, "If I were any better, I'd be twins. Want to see my scars?"
I declined to see his wounds, but did ask him what had gone through his mind as the robbery took place.
"The first thing that went through my mind was that I should have locked the back door," Jerry replied.
"Then, after they shot me, as I lay on the floor, I remembered that I had two choices: I could choose to live or could choose to die. I chose to live."
"Weren't you scared“ I asked?
Jerry continued, "The paramedics were great. They kept telling me I was going to be fine.”
But when they wheeled me into the Emergency Room and I saw the expression on the faces of the doctors and nurses, I got really scared.
In their eyes, I read 'He's a dead man.'
I knew I needed to take action."
"What did you do?" I asked.
"Well, there was a big nurse shouting questions at me," said Jerry.
"She asked if I was allergic to anything.”
‘Yes,’ I replied.
The doctors and nurses stopped working as they waited for my reply.
I took a deep breath….
and yelled, 'Bullets!'
Over their laughter, I told them,
'I am choosing to live. Please operate on me as if I am alive, not dead'.
Jerry lived, thanks to the skill of his doctors, but also because of his amazing attitude.
I learned from him that…..
Every day we have the choice to either enjoy our life or to hate it.
The only thing that is truly yours - that no one can control or take from you-
is your attitude,
so if you can take care of that, everything else in life becomes much easier.
Now you have two choices to make:
1. You can despite this story, or...
2. You can share it to someone you care about….
I hope you will choose #2.
(I did…..)
So teman, saya pertama kali membaca cerita ini heran banget kog ada yah orang seperti Jerry. Saya kemudian mendapatkan penjelasan lebih dalam mengenai berpikir positif dalam Buku The Secret “Law of Attraction”. Jadi jangan ragu mari tetapkan dan pilih positif thinking yang kita pilih atau positive feeling dalam melihat dan menanggapi sesuatu.
Saya berusaha melihat sesuatu dari sisi yang positif karena buat aku pribadi kejengkelan atau marah hanya dengan suatu hal yang sepele, misalnya diejek asal-usul kita dari daerah terpencil bukanlah sesuatu yang besar. Saya berusaha membuat situasi ini menjadi lelucon dan kalau ada rekan yang seperti ini saya selalu melihatnya sebagai perhatian ke kita walaupun dengan cara yang lain. Setiap orang memiliki karakteristik pribadi yang berbeda dalam mengungkapkan perhatiannya ke orang lain.
So, mengapa menjadi aneh buat yang lain kalau melihat dari sisi yang positif yah, Erbe Sentanu di Quantum Iklas menekankan pentingnya berpikir positif namun lebih dalam dari itu adalah positife feeling. Saya mau sharing cerita tentang Jerry, beberapa waktu lalu saya menerima email ini dan seminggu lalu saat sharing di Santika, Ibu Engeline dari Carrefour Indonesia menceritakan kembali kisah Jerry ini. Semoga memberi inspirasi yah karena sayapun mendapat insight dari cerita ini. Saya tidak menerjemahkannya sehingga bisa lebih terasa feel-nya.
Jerry is the manager of a restaurant. He is always in a good mood. When someone would ask him how he was doing, he would always reply, "If I were any better, I would be twins!" Many of the waiters at his restaurant quit their jobs when he changed jobs, so they could follow him around from restaurant to restaurant ….WHY ????
Because,Jerry was a natural motivator.
If an employee was having a bad day,
Jerry was always there, telling the employee how to look on the positive side of the situation. Seeing this style really made me curious, so one day I went up to Jerry and asked him. "I don't get it! No one can be a positive person all of the time. How do you do it?"
Jerry replied, “Each morning I wake up and say to myself, I have two choices today. I can choose to be in a good mood or I can choose to be in a bad mood. I always choose to be in a good mood. Each time something bad happens, I can choose to be victim or I can choose to learn from it. I always choose to learn from it. Every time someone comes to me complaining, I can choose to accept their complaining or I can point out the positive side of life. I always choose the positive side of life." "But it's not always that easy,“ I protested. "Yes it is," Jerry said. "Life is all about choices. When you cut away all the junk every situation is a choice.
You choose……..
how you react to situations.
how people will affect your mood.
to be in a good mood or bad mood.
It's your choice how you live your life."
Several years later,
I heard that Jerry accidentally did something you are never supposed to do in the restaurant business.
He left the back door of his restaurant open….
And then ???
In the morning, he was robbed by three armed men.
They want? #123*+!@$%&*~
While Jerry trying to open the safe box,
his hand, shaking from nervousness, slipped off the combination.
The robbers panicked and shot him.
Luckily, Jerry was found quickly and rushed to the hospital….
After 18 hours of surgery….
and weeks of intensive care,
Jerry was released from the hospital with fragments of the bullets still in his body.…
I saw Jerry about six months after the accident.
When I asked him how he was,…
he replied, "If I were any better, I'd be twins. Want to see my scars?"
I declined to see his wounds, but did ask him what had gone through his mind as the robbery took place.
"The first thing that went through my mind was that I should have locked the back door," Jerry replied.
"Then, after they shot me, as I lay on the floor, I remembered that I had two choices: I could choose to live or could choose to die. I chose to live."
"Weren't you scared“ I asked?
Jerry continued, "The paramedics were great. They kept telling me I was going to be fine.”
But when they wheeled me into the Emergency Room and I saw the expression on the faces of the doctors and nurses, I got really scared.
In their eyes, I read 'He's a dead man.'
I knew I needed to take action."
"What did you do?" I asked.
"Well, there was a big nurse shouting questions at me," said Jerry.
"She asked if I was allergic to anything.”
‘Yes,’ I replied.
The doctors and nurses stopped working as they waited for my reply.
I took a deep breath….
and yelled, 'Bullets!'
Over their laughter, I told them,
'I am choosing to live. Please operate on me as if I am alive, not dead'.
Jerry lived, thanks to the skill of his doctors, but also because of his amazing attitude.
I learned from him that…..
Every day we have the choice to either enjoy our life or to hate it.
The only thing that is truly yours - that no one can control or take from you-
is your attitude,
so if you can take care of that, everything else in life becomes much easier.
Now you have two choices to make:
1. You can despite this story, or...
2. You can share it to someone you care about….
I hope you will choose #2.
(I did…..)
So teman, saya pertama kali membaca cerita ini heran banget kog ada yah orang seperti Jerry. Saya kemudian mendapatkan penjelasan lebih dalam mengenai berpikir positif dalam Buku The Secret “Law of Attraction”. Jadi jangan ragu mari tetapkan dan pilih positif thinking yang kita pilih atau positive feeling dalam melihat dan menanggapi sesuatu.
Wednesday, May 6, 2009
Kecelakaan Lalu Lintas
Minggu ini penuh dengan tantangan dan Tuhan menguatkan aku. Hari itu setelah mengambil sesuatu di Mangga Dua, bersama tunanganku aku ingin juga mengambil sesuatu di Pasar Baru. Sewaktu dalam perjalanan ini terjadilah kejadian itu. Saya mengalami kecelakaan, motor bertabrakan dengan motor lain. Kejadian itu terjadi begitu cepat, sesaat saya menyadari ada motor di depan, saya mengalami amnesia dan saat sadar saya sudah di aspal. Pertama kali saya memandang sekitar dan saya tidak tahu apa yang terjadi saya langsung sadar ada tunangaku yang dibonceng di belakang dan ternyata dia jatuh disebelah. Saya segera mendekat dengan sekuat tenaga karena belum dapat berdiri karena kakiku sakit. Setelah dekat saya perhatikan dia mengalami sakit dan kaki berdarah. Kepalanya ada rasa sakit dan tanpa membuang waktu aku langsung menyeret kaki dan mencoba mengangkatnya ketepi. Dadaku berdetak kencang setelah menyadari situasi ini dan situasi ini memang terkendali tetapi kekwatiran karena tunanganku masih mengalami sakit kepala dan mulai muntah-muntah. Dadaku tambah sesak bukan karena sakit tetapi lebih aliran darah yang mengalir lebih cepat dari biasanya. Saya segera menelpon Saudaraku untyuk mengambil motor dan menyelesaikan dengan cepat urusan dengan yang menabrak dan polisi supaya surat-surat tidak di tahan dan langsung bersama Saudaraku yang datang menuju Rumah Sakit Carolus. Saya tidak peduli keadaanku karena saya merasa tidak mengalami luka serius. Saat jatuh helm masih di kepala, kacamata juga tidak lepas saat jatuh sedangkan Tini helm-nya jatuh.
Rahmat Tuhan begitu besar saat itu karena luka kami berdua alami tidak serius dan di RS setelah mengobati luka di kaki Tini diobati dan karena masih pusing kemudian kepalanya di CT Scan dan Puji Tuhan tidak ada luka di otak hanya bengkak dan perlu bed rest. Anugerah Tuhan begitu besar saat ini karena tidak terjadi apa-apa yang serius dan Tini masih sadar. Rasa yang ada perasaan bersalah melihat penderitaanya dengan sakit kepala yang dialaminya. Penyesalan terjadi mengapa tidak pulang dulu ganti atau istirahat dulu di kos baru jalan? Selama 2 hari pertama di RS Tini begitu terlihat menderita dengan sakit kepala dan muntah. Anugerah Tuhan ternyata lebih besar karena di RS tidak terlalu mengalami banyak hambatan dan biaya yang dikeluarkan masih bisa diatasi.
Saya jadi teringat kejadian yang kualami, ini kali pertama aku jatuh dan mengalami, seperti juga tulisan sebelumnya mengenai beberapa hal yang aku benci dijalanan Jakarta, saat mengendarai motor, aku sudah berusaha dengan hati-hati, mematuhi aturan lalu lintas namun ternyata hal ini bukanlah hal yang membuat kita terbebas dari kecelakaan lalin. Satu hal yang pasti aku mesti lebih berhati-hati lagi dalam mengendarai kendaraan di jalanan Jakarta. Saya tidak mengalami trauma dengan kejadian ini namun lebih menambah konsentrasi dalam mengendarai.
Berkat Tuhan senantiasa berlimpah dalam hidupku, hambatan ini membuat aku semakin sadar akan besarnya kasih-Nya kepada aku muapun tunanganku. Perhatian rekan-rekan dan sahabat dalam situasi ini terasa begitu mendamaikan dan menguatkan. Terima kasih Tuhan untuk memberi percobaaan ini dan terima kasih menganugerahkan Sahabat, keluarga yang menguatkan kami selama seminggu ini.
Rahmat Tuhan begitu besar saat itu karena luka kami berdua alami tidak serius dan di RS setelah mengobati luka di kaki Tini diobati dan karena masih pusing kemudian kepalanya di CT Scan dan Puji Tuhan tidak ada luka di otak hanya bengkak dan perlu bed rest. Anugerah Tuhan begitu besar saat ini karena tidak terjadi apa-apa yang serius dan Tini masih sadar. Rasa yang ada perasaan bersalah melihat penderitaanya dengan sakit kepala yang dialaminya. Penyesalan terjadi mengapa tidak pulang dulu ganti atau istirahat dulu di kos baru jalan? Selama 2 hari pertama di RS Tini begitu terlihat menderita dengan sakit kepala dan muntah. Anugerah Tuhan ternyata lebih besar karena di RS tidak terlalu mengalami banyak hambatan dan biaya yang dikeluarkan masih bisa diatasi.
Saya jadi teringat kejadian yang kualami, ini kali pertama aku jatuh dan mengalami, seperti juga tulisan sebelumnya mengenai beberapa hal yang aku benci dijalanan Jakarta, saat mengendarai motor, aku sudah berusaha dengan hati-hati, mematuhi aturan lalu lintas namun ternyata hal ini bukanlah hal yang membuat kita terbebas dari kecelakaan lalin. Satu hal yang pasti aku mesti lebih berhati-hati lagi dalam mengendarai kendaraan di jalanan Jakarta. Saya tidak mengalami trauma dengan kejadian ini namun lebih menambah konsentrasi dalam mengendarai.
Berkat Tuhan senantiasa berlimpah dalam hidupku, hambatan ini membuat aku semakin sadar akan besarnya kasih-Nya kepada aku muapun tunanganku. Perhatian rekan-rekan dan sahabat dalam situasi ini terasa begitu mendamaikan dan menguatkan. Terima kasih Tuhan untuk memberi percobaaan ini dan terima kasih menganugerahkan Sahabat, keluarga yang menguatkan kami selama seminggu ini.
Subscribe to:
Posts (Atom)