Monday, April 20, 2009

KPP

2 hari ini Sabtu-Minggu, 18-19 April 2009 mengikuti kegiatan sebagai salah satu prasyarat mengikuti Pernikahan secara Katholik yaitu KPP (Kursus Persiapan Perkawinan). Sejak awal saya agak ragu-ragu dan merasa kurang mantap alias setengah hati mengikutinya karena waktunya cukup panjang dan saya pikir membosankan dan tidak terlalu berguna. Namun dorongan rekan-rekan di kantor dengan berbagai cara dari yang mendorong dengan mengomel karena saya tidak memiliki niat untuk ikut kegiatan ini di Jakarta dan ada juga yang bersemangat dan menunjukan jadwal kursus yang ada karena dia sendiri juga mengikuti juga di Paroki lain. Saya enggan karena ada pilihan lain yaitu Kursus kilat di tempat saya nantinya menikah dengan kursus beberapa jam saja.

Hari Sabtu pagi saya Bersama tunanganku memasuki ruangan kursus dan wow yang ikut banyak juga ruang serbaguna Paroki Kramat Lt. 3 penuh dengan sampai belakang. Ada 50 pasang calon pangantin yang ikut berarti ada 100 orang yang mengikuti kursus ini. Dari parkiran tadi saya sudah heran, busyet jalanan depan jalan masuk gereja penuh dengan kendaraan. Kami memilih tempat duduk ditengah dan sekilas saya memandang sekeliling hmm banyak yang ikut kursus ini, dari tampang biasa saja sampai Bertampang artis dengan penampilan yang wah. Dari yang menggunakan mobil mewah sampai berjalan kaki. Dari semua perbedaan yang ada ini ada satu kesamaan diantara peserta yang mengikuti kegiatan yaitu aura yang timbul di ruangan ini terasa aura cinta. Nah sekali lagi saya memperhatikan peserta yang duduk berpasangan hmmm tangan berpegangan atau menyentuh pundak pasangannya dan tentunya dengan wajah sumringah. Yah masuk akal yah rekan-rekan ini mengambil kegiatan ini karena Cinta untuk mengikatkan diri dalam lembaga perkawinan.

Gerah karena ruangan kursus hanya ada kipas angin tidak terlalu terasa kalah dengan lingkupan aura kasih yang terasa dari pasangan yang mengikuti kursus.. Waktu istirahat baik snack maupun makan siang masing-masing pasangan memisah dan bercengrama berdua hal ini terkesan cuek yah tetapi wajarlah lha rasa nyaman dalam diri masing-masing dan perasaan atau aura yang saya sebutkan diatas menghias sekeliling masing-masing pasangan sehingga enggan ngobrol dengan orang lain. Saat salah satu dari pasangan mengantuk karena bosan, pasangannya dengan lembut menyentuh untuk tidak tertidur.

Materi yang diberikan cukup berguna sebagai bekal dalam mengarungi kehidupan perkawinan. Hal yang paling berkesan dan memberikan saya masukan dan kesadaran saya ketika sesi syarat menikah di Gereja Katholik. Banyak pasangan yang ada diruangan ini yang menikah beda Agama dan beda Gereja. Sebelum mereka mengikuti kursus ini banyak sekali hambatan dan kesulitan yang dihadapi sehingga ada yang marah karena mentok. Saya mengingat persiapanku juga dan saya menyadari ternyata kesulitanku dalam persiapan tidak seberapa besar dibandingkan kesulitan pasangan yang lain. Pasangan lain memiliki masalah dari menggabungkan 2 iman yang berbeda dan mencari jalan keluar terbaik sehingga dapat menentukan pilihan menikah di Gereja Katholik, belum lagi pertentangan orang tua dalam hubungan mereka namun saya salut karena Cinta mereka yang besar menyatukan perbedaan itu dalam satu ikatan.

Saya jadi malu sendiri dengan banyaknya keluhan yang selalu kulontarkan atas kesulitan dalam persiapanku. Kesulitan itu ada tetapi kalau diselesaikan dengan baik dan komunikasi saling pengertian akan mendapatkan jalan keluar yang baik pula. Nyatanya hasil ini sudah mulai terlihat kog setidaknya materi dan nilai dan pengalaman teman-teman membuat aku semakin sadar perlu saling memahami sehingga dapat mempersiapkan dengan baik hari besar itu. Thank you untuk rekan-rekan yang sudah mendukung kami berdua menjalani ini semua God Bless you All.

No comments: