Friday, May 8, 2009

Tekanan Kerja

Pernah ngga merasa kantor menjadi tempat yang tidak lagi nyaman? Maksud gw dari sisi subyektif loe melihat situasi sekitar khususnya masalah-masalah pekerjaan karena adanya tekanan target yang tidak tercapai atau bos yang memandang loe kayaknya mau mengejar terus target kog ngga tercapai atau sikap rekan kerja yang tidak supportif dan resource terbatas yang loe punya terbatas. Buat gw situasi ini kadang dialami karena yang namanya dinamika kerja selalu ada pasang surutnya, saat target tercapai semuanya indah di tempat kerja, semua orang seperti tersenyum menyambut kita masuk ke ruangan kerja.

Setelah disadari hal ini banyak dipengaruhi oleh sikap kita saat menghadapi situasi tekanan kerja. Cara kita melihat hambatan dalam pekerjan akan berdampak pada sikap dan perilaku menghadapinya. Ada yang terbawa stress sehingga menambah rumit masalah atau ada yang tetap beraktivitas seperti biasa terlihat sibuk namun outputnya ngga ada hehehe atau ada yang menjadi lebih termotivasi mengatasi hal ini dan mencari cara yang lain untuk mencapainya. Pada situasi pertama, Karyawan akan cenderung mengeluh, menyalahkan situasi di luar dirinya atau mengomel orang-orang yang tidak mendukung. Kalau situasi kedua lebih banyak diam namun tetap bekerja sehingga terlihat serius namun nyatanya dia bingung dengan situasi ini. Pada situasi yang ketiga seorang Karyawan akan tetap termotivasi dan persistence mencari apa yang membuat masalah timbul dan berusaha mencari jalan lain untuk mencapainya.

Dimana sekarang anda berada, kalau saya sih berada di situasi tiga saat ini(bukan sepenuhnya sih, lebih banyak menuju kea rah ini), walaupun banyak rintangan karena keterbatasan resource namun usaha untuk maju setapak demi setapak sehingga ada progress. Beberapa hari lalu sempat pesimis banget dengan keadaan di tempat kerja ditambah permasalahn pribadi yang cukup menekan membuat tidak bersemangat melakukan pekerjan, bangun pagipun, masuk kantor telat dan ada rasa malas masuk kantor. Fokus kerja dan konsentrasiku berkurang. Saya tidak menyalahkan situasi ini karena selalu pulang malam dari kantor bukan karena tuntutan kerja namun karena toleransi dengan rekan-rekan yang lain belum pulang. Rasa itu berusaha aku buang pelan-pelan dan menata kembali pekerjaan dan melihat mana yang segera diselesaikan. Target kerja memang menantang dan perlu kerja extra untuk mencapainya karena kalau berhenti maka pencapaianpun berhenti.

Aku yakin dapat melewati fase ini dalam pekerjaanku karena dengan menghadapi fase hambatan atau tekanan dalam kerja, kita dapat belajar untuk terus berusaha, mencari jalan keluar terabik dan tetap persistence.

2 comments:

Anonymous said...

Halo gw setuju dgn cara berpikirmu, dorongan kompetisi membuat kita mesti berubah sesuai tuntutan situasi yang ada. Bravo

Nara-Momang said...

Thanks support loe,
perubahan akan membuat kita untuk selalu berusaha dan berjuang meraih apa yang kita cita-citakan.

bukan begitu