Friday, November 13, 2009

APAKAH ANDA PERSISTENCE?

Akhir tahun sudah didepan mata dan untuk merencanakan tahun depan saatnya merencanakan target baru untuk dicapai, hal ini didasari oleh kegiatan tahun ini yaitu melakukan appraisal terhadap kinerja dan pencapaiannya. Pasti ada yang bersorak, senang karena target yang dibuat pada awal tahun ini dapat terwujud, namun beberapa orang mungkin menyadari pencapaian kurang memuaskan sehingga harus menerima penilaian yang kurang memuaskan. Salah satu hal yang mendorong tercapainya target adalah usaha keras untuk mencapai target tersebut dengan strategi yang tepat. Setiap sukses yang besar selalu disertai oleh usaha yang persistence.

Thomas Alfa Edison melakukan percobaan berkali-kali dan seringkali mengalami kegalagan namun karena adanya dorongan untuk terus berusaha akhirnya dapat menghasilakan penemuan besar seperti lampu pijar.

Ketika menghadapi kesulitan dalam mengerjakan sesuatu, apa yang anda rasakan? perasaan ingin berhenti atau mundur dari usaha tersebut karena beratnya hambatan untuk mencapai hasil atau sebaliknya, terus berusaha karena hal ini penting buat anda dan anda menetapkan komitmen untuk tetap berusaha sampai mencapai hasil yang diinginkan. Disaat berhadapan pada situasi seperti di atas kemampuan mental kita untuk terus bertahan dan berusaha dalam menghadapi hambatan, kesulitan yang dihadapi saat mengerjakan sesuatu disebut “persistence”. Persistence adalah kemampuan untuk tetap teguh pada apa yang dilakukan dan tetap semangat meskipun merasa ingin berhenti. Persistence yang membuat seseorang tetap bergerak maju atau bertahan apapun terjadi untuk mencapai tujuannya dengan mencoba mengatur kembali rencana, mencoba terus sampai tujuannya tercapai..

David Mc Clelland mengemukakan salah satu ciri individu yang memiliki Need for Achievement yang tinggi adalah memiliki “persistence”. Individu tersebut tidak cepat menyerah dan berusaha untuk melakukan pekerjaan dengan baik. Sejalan dengan hal ini, Paul G. Stolz dalam bukunya Adversity Quotient menyatakan adanya pengakuan seseorang terhadap hambatan yang dihadapi sehingga dapat memikul tanggung jawab terhadap hambatan tersebut, menyadari jangkauan tantangan yang dihadapi dapat mempengarhi kehidupan atau bidang lainnya, daya tahan untuk dapat menyelesaikan masalah segera (endurance) yang ditunjukan dengan sikap dan perilaku yang menganggap kesulitan bersifat sementara sehingga perlu selalu optimis dan semangant dalam menyelesaikan tugas atau pekerjaan. Stolz membagi beberapa orang menjadi 3 golongan yaitu Quitters, individu yang berhenti berusaha, tidak berani menerima tantangan lebih. Campers, berusaha terlebih dahulu, lalu berisitirahat sejenak dan karena adanya rasa nyaman kemudian tinggal dan tidak meneruskan usaha. Climbers, berusaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan, tidak berputus asa menghadapi hambatan dan menganggap tantangan sebagi peluang.

Seseorang yang persistence tentunya memiliki karakteristik climbers. Persistence sendiri tidak sama dengan keras kepala karena seseorang yang persistence perilakukanya diarahkan oleh tujuan yang jelas dan rencana tindakan yang matang dalam melaksanakan usahanya.

Membangun Persistence

Bagian dari persistence adalah disiplin diri dan komitmen, maka untuk meningkatkan persistence adalah dengan meningkatkan 2 hal yang mendorong kecendrungan ini keluar yaitu, pertama meningkatkan intrinsic enjoyment dan kedua meningkatkan toleransi kita terhadap kesulitan. Pertama jangan melakukan pekerjaan yang kamu tidak sukai atau pekerjaan yang membuat kamu tidak semangat melakukannya, ambil jurusan sesuai dengan minat, jangan menerima suatu pekerjaan yang kamu tidak sukai karena faktor selain interest kamu sendiri misalnya karena factor gaji. Kedua jangan abaikan feedback terhadap performance karena hal ini akan memberikan gambaran mengenai bagaimana pekerjaan saat ini. Ketika menghadapi hambatan fokuslah dalam apa yang dikerjakan dan targetkan hasilnya, tetaplah focus dan nikmati pekerjaan tersebut dan apabila mengalami hambatan coba atur kembali rencana atau strateginya. Kedua, saat melakukan sesuatu tetapkan satu tujuan yang akan dicapai dan lakukan hal tersebut secara maksimal, jangan ragu. Tanpa tujuan yang jelas dalam pekerjaan akan dapat membingungkan dalam menentukan langkah kmenuju keberhasilan. Saat menghadapi kesulitan coba ambil satu motivasi yang menguatkan untuk tidak putus asa dan usahakan berusaha terlebih dahulu sebelum berhenti dan berharap hal tersebut berhasil dengan sendirinya. Bagaimana seorang atasan meningkatkan persistence bawahannya,

Seseorang dapat menunjukan Persistence apabila memiliki komitmen untuk menyelesaikan pekerjaannya, jadi mari kita focus menyelesaikan pekerjaan, tetap menjadi seorang climber sejati karena dengan inilah kita dapat mencapai target kita di tahun depan. “ Winner never quit, quitter never wins”, if at first you don’t succeed, try, try again” .

No comments: