Thursday, November 12, 2009

Depresi “Robert Enke-Penjaga Gawang Jerman Bunuh Diri”

Penjaga gawang nasional Jerman Robert Enke meninggal dunia karena di tabrak kereta Rabu 11 November 2009. Sontak berita ini mengagetkan penggemarnya. Hari Senin sebelumnya dia masih bertanding untuk clubnya. Menurut pihak kepolisian Enke meninggal karena bunuh diri dengan menabrakkan dirinya kekereta api. Banyak pihak tidak percaya termasuk rekan-rekan setimnya, pelatihnya di tim nasional Jerman. Menurut dokternya Enke mengalami gangguan psikologis depresi akut yaitu takut gagal yg sudah masuk tahap akut( dikutip dari Yahoo.com-AFP). Menurut istrinya, Enke menganggap sepak bola adalah segalanya.
Mengapa depresi bisa membuat seseorang memutuskan bunuh diri? Berbagai faktor pencetus dan akar masalah, mulai dari hal-hal kecil yang secara terus menerus menekan sehingga seseorang menjadi cemas kemudian karena dialami terus menerus kemudian berkembang menjadi stress dan meningkat menjadi depresi. Kembali ke kasus Enke, tekanan yang dialami dalam tim sepak bola lalu masalah pirbadi yang dialami yaitu anak perempuanya meninggal menjadi pemicu dan menguatkan tekanan yang dialami karena persaingan didunia sepak bola.
Gangguan depresi adalah gangguan yang mempengaruhi fisik, mood dan pikiran. Hal ini mempengaruhi cara seseorang berperilaku, memenadang dirinya dan bagaimana seseorang berpikir tentang dirinya (http://www.depression-guide.com/). Depresi adalah gangguan mental yang mempengaruhi baik fisik maupun emosional. Seperti merasa tidak berguna, merasa tidak nyaman, kesulitan konsentrasi atau berperilaku antio social, kecanduan obat-obat terlarang dan alcohol dan mengalami kesulitan dalam berinteraksi dengan orang lain. Dalam kasus Enke, kemungkinan dia merasa kalau gagal dalam pertandingan akanembuatnya tidak berharga dimata rekan setim, pelatih, club maupun kepada fansnya. Hal ini berlangsung terus menerus dan dikuatkan lagi ketika dia mengalami suatu kejadian ketika tim-nya kalah lalu fans club-nya melemparinya dengan botol. Hal-hal ini membuat Engke menjadi sensitive dengan kekalahan dan kegagalan.


Bagaimana menurut anda?

Jakarta 12 November 2009

No comments: