Thursday, February 14, 2013

BINGKAI KEHIDUPAN


Beberapa hari lalu menjadi asisten rekan saya yang jadi pembicara disalah satu sesi motivasi dalam Rakernas salah satu perusahaan. Rekan saya mendapat waktu disiang hari setelah makan siang dengan durasi 2 jam. Rencananya saya dan rekan saya akan melakukan kolaborasi dalam memberikan sesi ini.

Sampai di lokasi kami mempersiapkan diri dengan melakukan pengaturan dan beberapa persiapan untuk acara. Sesi kami didahului sesi debrief dari trainer yang melakukan training Team Building di pagi harinya. Saat memberikan sesi ini sang trainer ternyata tidak lagi memberikan debrief dari games namun memberikan training motivasi yang agak-agak mirip dengan tema kami. Wah gimana nanti reaksi peserta karena kemungkinan akan mendapatkan materi dobel doong.

Ditengah situasi ini saya coba memperhatikan dengan cermat bagaimana Trainer-nya memberikan motivasi. Saya merasa heran dan mengkritisi sendiri, bagaimana kita memberikan dorongan kepada orang lain dengan berpatokan pada kesuksesan dan pengalaman pribadi sang Trainer. Sampe melontarkan kata-kata yang membesarkan keberanian, keberhasilan dan cara yang efektif dari sang  Trainer. Nyatanya tidak ada contoh lain dalam sesi ini selain kata saya berhasil, saya bisa melakukan.

Saya jadi berpikir,  seandainya saja pengalaman Trainer tersebut ibarat bingkai lukisan, maka pengalaman yang dia alami ibarat isi dari bingkai yang berupa foto/lukisan  maka tentu saja sebagai pemilik bingkai dia dapat menyesuaikan ukuran, bentuk foto/lukisan  yang dia inginkan dan sehingga ketika dipasang dalam bingkai cocok, menarik dan serasi. Kalau bingkai tersebut kemudian dipaksakan kepada orang lain, apakah bingkai tersebut  cocok yah dengan lukisan/foto yang dimiliki orang lain??  Mungkin saja beberapa orang cocok karena seleranya sama dengan sang trainer tetapi bagaimana dengan yang lain? Bagimana kaalau foto yang dimiliki oleh peserta lain ternyata ukurannya kecil atau lebih besar dari bingkai? Apakah bijak untuk memaksakan bingkai yang sama untuk semua orang?

Rasanya kog yah seperti memaksakan diri yah. Setiap orang punya cara, pengalaman yang unik untuk sampai  pada situasi dirinya saat ini. So pendekatannya juga disesuaikan dong dengan situasi setiap orang dan even tidak bisa secara spesifik orang perorang setidaknya kita dapat menggunakan cara yang umum, contoh yang universal bukan contoh yang mengagungkan diri sendiri.

Dari pengamatan inilah kemudian kami mengubah sedikit strategi dalam mengisi sesi dan hasilnya sesi singkat kami yang rencananya 2 jam jadi satu jam lebih menginspirasi.  Semoga saya tidak memaksakan bingkai saya untuk pengalaman orang lain. So bagaimana dengan anda?

1 comment:

bryan said...

Everybody unique so appreciate that kind of difference, good post