Monday, March 7, 2016
Be Proaktif 1
Pernahkan Anda menghadapi situasi ketika sedang berjalan tiba-tiba ada anjing di dekat kita menggonggong dengan kencang dan tanpa berpikir panjang anda langsung berlari kencang lalu tiba-tiba jatuh karena terantuk batu. Setelah anda melihat lagi ke belakang ternyata anjing yang menggonggong diikat sehingga tidak mungkin berlari menggigit. Pernah juga mengalami kejadian ketika jalan malam dan tiba-tiba melihat bayangan mirip orang yang begitu besar di depan andalalu Anda berlari kencang dan karena saking semangatnya berlari lalu jatuh dan sambil meringis menahan sakit di lutut kena batu anda menoleh ke belakang dan ternyata bayangan yang anda lihat adalah bayangan pohon sebelah jalan yang terkena sinar bulan.
Reaksi otomatis seperti ini terbawa dalam keseharian ketika saat guru bertanya tentang siapa yang ribut lalu semuanya menyahut tidak tahu atau ketika orang datang ke kita langsung menunjuk kita yang melakukan hal yang diluar aturan dan secara spontan kita menyangkal atau ketika kita sering memotong pembicaraan orang lain karena kita menganggapnya bertele-tele. Sikap menyalahkan situasi atau menyalahkan sesuatu di luar diri kita akan membuat kita menjadi tidak efektif lho.
Pribadi yang efektif tidak timbul begitu saja melainkan perlu diusahakan, dengan menjadi pribadi yang efektif akan membuat kita bertanggung jawab penuh atas diri kita sendiri. Dan dengan bertanggung jawab atas diri kita sendiri, kita juga akan mampu memenuhi tanggung jawab lingkungan atau perusahaan lewat hasil kinerja kita yang optimal
Salah satu cara menjadi pribadi efektif adalah menjadi pribadi yang proaktif. Sebelum mendalami sikap proaktif yuk kita kenali dulu yah yang namanya sikap reaktif. Kembali ke ilustrasi awal saya tentang orang yang bereaksi spontan terhadap gonggongan anjing dan bayangan besar tadi. Orang dalam ilustrasi di atas dapat kita kategoriikan sebagai orang Reaktif. Hmmm kenapa reaktif yah??
Friday, February 27, 2015

Sunday, November 30, 2014
Guru Favorit
Mengingat masa lalu dimasa sekolah dulu, jadi teringat guru-guru yang sudah memberikan ilmu dan membuatku menjadi sepErti ini. Dari sekian banyak guruku dari SD sampai perguruan tinggi, ada beberapa guru yang masih saya ingat dan menjadi guru favorit. Kesamaan dari guru-guru favorit ini adalah semuanya guru di jenjang pertama dari masa-masa pendidikan saya.
Pertama waktu SD, guru favorit saya adalah guru pertamaku yang secara formal mengajarkan saya mengenai huruf, angka dan membaca, menulis. Yah guru favoritku yang pertama adalah Guru SD kelas satu waktu saya bersekololah di SDK Poka, Ruteng. Dialah Ibu Len kami memanggilnya. Ibu Len tidak saja mengjarkan kami tentang huruf, angka, menulis, membaca namun juga mengajarkan hal-hal lain misalnya tentang kebersihan. Saya masih ingat ketika masuk kelas yang pertama di cek adalah kuku tangan. Tentu saja sebagai anak yang lahir di kampung dan sehari-hari bermainnya dengan tanah, kayu maka kuku menjadi panjang dan hitam ujungnya. Nah ketika kuku panjang dan hitam maka bu Len akan mengambil penggaris dan mengetuk jari tangan kami yang hitam he he. Dulu siih rasanya sakit tetapi ada gunanya. Salah satu yang masih saya ingat juga Bu Len juga akan mengecek kami semua khususnya yang laki-laki dan apabila terlihat kucel dan banyak rawok(bhs manggarai artinya dekil) maka bu Len akan membawa kami di depan sekolah dan meminta kami mandi semua di depan sekolah bahkan saking jarang mandi bu Len membantu menggosok daki di badan. Waktu itu air depan sekolah lumayan banyak sementara karena suhu udara di kampung kami cukup dingin sekali maka mandi adalah kegiatan yang bisa seminggu 2 kali kami lakukan yah bayangkan saja gimana dekilnya kami waktu itu. Maklum anak kampung yang kalau mau mandi kudu ke pancuran mata air yang jarangknya sekitar 2 km dari rumah. So Ibu Lenlah yang memberi kesadaran ke kami tidak hanya soal pelajaran tetapi juga kesadaran kebersihan diri.
Kedua setelah masuk SMP St. Klaus Kuwu, guru favorit saya guru kelas 1 SMP yaitu Sr. Philomena. Mengapa jadi favorit, karena ibu guru satu ini baik banget, halu, ngga pernah marah. Yang masih saya ingat sampai saat ini caranya mendorong kami supaya belajar yaitu ketika mata pelajaran beliau Siswa yang bisa menjawab pertanyaan dan nilai bagus di kelas akan diberikan hadiah. Kalau di pikir sekarang hadiahnya sih kecil, hanya balpoint tetapi masa itu, barang itu cukup berharga karena balpointnya yang rada mahalan dan tentu saja kebanggaan kalau bisa dapat. Nyatanya memang jarang yang mendapatkan hadiah balpoint tersebut he he. Saat ini saya menyadari untuk mengembangkan seseroang reward itu menjadi salah satu hal yang juga dapat mendorong untuk belajar dan maju.
Guru berikutnya adalah dosen saya di semester pertama di bangku kuliah di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Dia adalah Romo Priyono. Romo Pri lah orang pertama yang memperkenalkan ilmu psikologi ke saya dengan mata kuliah Psikologi umumnya. Satu hal yang tidak dapat saya lupakan dari Dosen satu ini, senyumnya yang khas dan saat mengajar tidak pernah marah. Kelakuan kami yang kadang menyebalkan di kelas ditanggapinya dengan senyum. Hal ini membuat saya bersemangat saat mengikuti mata kuliah romo Pri. Salah satu tantangan Romo Pri yang masih saya ingat ketika di dekat kampus ada orang gila lalu bertemu kami dengan Romo bersamaan orang gila tersebut lewat lalu romo Pri menyampaikan kalau kami bisa menyembuhkan orang gila itu maka kami bisa langsung lulus he he. Romo menyampaikan dengan guyonan tetapi hal ini cukup memicu saya untuk belajar tentang psikologi klinis bahkan sempat mendalami kasus yang berhubungan dengan klinis dan tertarik kearah klinis namun pada akhirnya saya terjun ke Psikologi organisasi. Satu hal yang saya dapatkan dari Guru saya ini mendorong orang lain untuk maju dengan memberi tantangan dan tentu saja selalu positif dalam segala hal.
Terima kasih untuk semua guru-guru yang sudah berjasa untuk hidup saya. Secara khusus terima kasih Bu Len, Suster Philomena dan Romo Priyono. Hanya doa yang bisa saya berikan agar diberikan kesehatan dan tetaplah mengembangkan insan-insan lain di dunia ini.
Saturday, September 20, 2014
Tenang dalam Kepanikan
Malam ini sekeluarga berkumpul, Saya istri, anakku dan yang pengasuh anak anakku. Setetelah makan malam saya nonton TV dan putriku bermain dengan balon gas yang baru di belinya. Tiba-tiba booom balonnya pecah dan mengagetkan kami semua. Wajah putriku antara kaget dan takut. Melihat ekspresi wajahnya yang lucu saya tertawa. Namun karena merasa ditertawakan putriku ngambek dan lari ke kamar lalu mengunci kamar dari dalam.
Ternyata semua jendela terkunci dari dalam. Karena saya kwatir anak saya yang berusia baru 4 tahun tidak bisa membuka pintu saya marah dan mintanya membuka kunci dari dalam. Ternyata pas di kunci, putriku mengunci dengan full 2 kali klik sehingga ketika dibuka putriku agak susah membukanya.
Saya panik dan mungkin putriku juga merasakan kepanikanku sehingga akhirnya dia juga panik dan histerius dengan tangisan yang kencang karena tidak dapat membuka pintu. Putriku merasa tidak bisadan dengan usahanya dia mencoba namun tidak berhasil. Saya coba cari akal dan iya jendela kami lebih mudah dibuka, saya minta dia membuka jendela dan saya coba tenang mengarahkan namun karena jendela agak tinggi putriku tetap histerius karena merasa tidak bisa meraih jendela.
Saya berusaha tenang dan mencoba arahkan putriku agar mengosongkan kursi dan mendorong kursi kosong tersebut dekat jendela supaya dia dapat meraih engsel jendela. Puji Tuhannya putriku ini paham dan melakukan instruksiku meskipun dalam keadaan histerius dan ketika sudah mencapai engsel jendela saya minta dia mengangkatkuncinya dan tidak butuh waktu lama jendela itu terbuka dan saya coba mengeluarkan putriku terlebih dahulu dan menenangkannya.
Ternyata kepanikan tidak akan membuat kita menyelesaikan masalah dengan cepat dan ketika kita panik orang-orang disekitar juga menjadi ikutan panik. Peristiwa ini memberikan gambaran kepadaku betapa anak kecilpun dapat menyelesaikan masalah ketika kita mengarahkannya dengan baik dan tenang yang paling penting kita mempercayainya dan membimbimbing dengan dengan.
Monday, May 26, 2014
Seat Belt = Safety
Seat belt di mobil merupakan hal yang wajib yang saya pakai di dalam mobil. Saya sangat sadar mengenai penggunaan Seatbelt ini. Berbicara mengenai seatbelt saya memiliki pengalaman yang saya akan ingat terus dan mendorong kesadaranku tentang fungsinya.
Awal di Jakarta, saya datang setelah menyelesaiakan kuliah di Jogja dan keseharian disana saya lebih banyak menggunakan bus umum yang jauh dari penggunaan seatbelt dan even menggunakan mobil pribadipun kesadaran penggunaan seatbelt sangat rendah.
Pengalaman dengan penggunaan seat berawal :
1. Suatu hari dihari Sabtu setelah pulang kerja setengah hari di Lippo Cikarang saya nebeng mobil seorang Manager project dari Jakarta ke arah blok M. Karena mobil yang dipakai mobil tua dan fungsi seatbelt juga tidak baik saya memutuskan tidak menggunakan seatbelt dan saat di blok M, melihat seorang polisi berdiri di perempatan saya buru-buru menggunakan seatbelt namun masih tertangkap mata polisi yang sangat awas mengamati sehingga kami dihentikan dengan alasan tidak menggunakan seatbelt. Sang pemilik mobil rekan saya ngotot berdebat dengan polisi namun akhirnya mengalah dan melayangkan uang Rp. 50.000,-.
2. Masih kejadian saat di Lippo Cikarang, saya nebeng mobil yang sangat bagus dan mewah alphard dari seorang rekan kerja namun tetap sama kesadaran saya akan seatbelt masih rendah. Saat dalam perjalanan rekan saya dengan dingin, tanpa ekspresi dan tanpa memandang nyeletuk “ kalau mau nyawa tetap ada pake seatbelt dong”. Deg kata-kata ini kerasa banget dan akhirnya dengan malu-malu saya menggunakan seatbelt.
Sejak inilah kesadaranku mengenai penggunaan seatbelt sangat tinggi, kapanpun dimanapun. Ketika sudah memiliki mobilpun saya akan selalu mengingatkan dan kepada orang-orang yang naik dengan pentingnya penggunaan seatbelt ini.
Kepada putriku sejak bayi saya sudah menanamkan penggunaan seatbelt dengan menjelaskan pentingnya penggunaan seatbelt dan ketika anak saya yang masih balita usia 3 tahun tidak menggunakan seatbelt saya dengan telaten mengajarkan kepada anak saya. Sekarang tanyakan kepada putriku mengenai fungsi seat belt dan dengan gamblang dia akan menjelaskan mengapa kita menggunakan seatbelt.
Hasilnya luar biasa, saat ini putriku berusia 4 tahun dan ketika masuk mobil hal pertama yang diperhatikannya adalah penggunaan seatbelt bahkan menegur saya, istri dan saudara atau teman kalau belum menggunakan seatbelt.
So bagaimana dengan anda? Mari lakukan kebiasaan safety ini dan jadilah teladan buat putra/putri kita.
Subscribe to:
Posts (Atom)