Thursday, April 16, 2009

CIRI KHAS ALUMNUS ST. KLAUS

Sebagai anak alumnus St. Klaus Ruteng, saya menemukan dasar yang kuat dari alumnus Klaus sehingga dapat bertahan dalam persaingan dimanapun mereka berada setelah lulus. Kalau saya perhatikan beberapa ciri yang terlihat antara lain :
1. Mandiri(Independent)
Di St. Klaus semua anak dididik untuk melakukan segala sesuatu sendiri. Hal ini berjalan selama 6 tahun dan kemandirian ini tidak diajarkan lho di St. Klaus tetapi dikondisikan melalui peraturan-peraturan, tata tertib dan kebiasaan yang dibuat secara turun temurun. Contoh kecil cuci pakaian sendiri, tidur tanpa kasur hanya beralaskan tikar selama 6 tahun dari SMP sampai SMA. Kalau dibayangkan saat ini waduh prihatin sekali yah kehidupan anak-anak sana tidak manusiawi. Buat saya sendiri justru disitulah letak pembiasaan yang ada sehingga lulusan menjadi mandiri.
2. Persistence,
Kata yang tepat menerjemahkan persistence adalah kukuh atau tidak cepat putus asa. Saya merasa hal ini cukup menunjang dalam kuliah atau dunia kerja saat ini. Hal ini mungkin dipengaruhi keadaan kita waktu di Klaus serba berkecukupan(cukup makan, cukup minum….kalau orang diluar St. Klaus bilangnya prihatin). Justru menikmati keadaan ini dan merasa berkecukupan dengan keadaan yang ada akhirnya setelah menghadapi lingkungan luar entah kuliah, kerja kita merasa persistence karena lingkungan Klaus masih kurang. So ini yang melahirkan motivasi berprestasi lebih tinggi, lebih tekun mengerjakan sesuatu. Kunci keberhasilan anak Klaus tekun sehingga menonjol bukan hanya faktor otak yang encer.
3. Adaptable,
Anak Klaus bisa bergaul dengan lingkungan manapun, ini lahir dari situasi kecukupan tadi, makan nasi putih dan saung daeng cemba(daun singkong yang dimasak dengan campuran garam) saja kita bertahan. Dulu tempe saja makanan mewah buat kita so….kehidupan sederhana apapun kita tetap hidup dan bergaul walaupun istilah introvert-nya muncul tadi ada, kalau di Ruteng(kota Kabupaten) beraninya pas jalan rame kalau sendiri jalan nunduk he..he..
4. Disiplin
Ini yang paling terlihat dari anak Klaus, pengaturan waktu yang sangat ketat dari pagi sampai malam membuat keseluruhan hidup kita jadi teratur dan ter-organize. Saya paling sebel yang namanya orang ngaret atau kalau telat rasanya ngga enak banget apalagi berhubungan dengan otoritas misalnya kantor, sekolah, kampus. Tetapi kalau sesama anak St. Klaus tidak jamin e…
5. Setiakawan
Anak St. Klaus setia kawan, setia e… Kalau ada yang kesulitan dibantu bersama-sama. Lingkungan Klaus mengajarkan itu dalam berbagai acara, memang kadang ekslusif kalau sudah berkumpul dengan orang lain yang non St. Klaus pasti lebih banyak ngomongin pengalaman di St. Klaus.
6. Pembawaan keseharian sopan dan rendah hati(bukan rendah diri lho….)
Ketemu anak St. Klaus terlihat sopan dan jarang yang menyombongkan diri, mungkin ini yang membuat anak Klaus tidak terlalu menonjol di bidang oraganisasi atau politik yah karena takut dibilang sombong.
7. Kesadaran rohaninya tinggi
Kebiasaan rohani Klaus mendidik alumnus menjadikan kesadaran rohaniya tinggi, khususnya kehidupan menggereja. Rata-rata alumnus Klaus aktivis gereja entah di koor, lector. Ho keta hasil ngaji tiap gula, retret, gereja setiap hari selasa.

2 comments:

Carlo Atoem's Story/Kisah said...

ya...betul....st.klaus memang memiliki peran yang sangat besar dalam membentuk dan mengasah putra-putrinya. hope,,,,,,st.klaus will be more better

Anonymous said...

Sip, kamu lulusan Klaus juga yah, memang nilai yang ditanamkan masih membekas yah sampai sekarang.

Tks
Sten