Thursday, June 17, 2010

Ketulusan Cinta


Musim kawin alias Nikah, mungkin itu yang paling pas saya gambarkan bulan Juni – Juli. Betapa tidak beberapa orang yang saya kenal dari sahabat, rekan kerja, teman istri menjadwalkan pelaksanaan pernikahannya di bulan Juni-Juli. Saya tidak tahu apakah memang bulan Juni-Juli menjadi bulan keberuntungan. Kalau pengalaman saya sih yang nikah bulan Juli karena saat itu musim liburan jadi keluarga bisa berkumpul pada saat pelaksanaannya. Saya ngga membahas tentang musin kawin tetapi akan membahas tema yang selalu ada ketika ada perkawinan yaitu Cinta dan saya terinspirasi kisah cinta 2 orang sahabat saya yang menikah di bulan Juni 2010.

Saya kenal mereka sejak 6 tahun lalu, mulai dari proses pendekatannya, jadiannya dan lika liku proses pacarannya saya tahu. Inilah yang membuat saya terinspirasi dengan kisah mereka. Anda mungkin pernah nonton cerita Tao Ming Ze (benar ngga ejaannya???) hmm mirip begitu lah. Saya sudah mengenal mereka sejak permulaan hubungan mereka dan sampai kemudian tahun ini melangkah ke jenjang perkawinan. Niat untuk menikahpun dari rencana awalnya dilakukan jauh dari Jakarta karena faktor restu orang tua sampai kemudian disetujui dan menikah di Jakarta. Begitu besar cinta mereka sehingga badai yang menghadang dari keluarga, teman-teman mengenai hubungan mereka dapat dilalui. Apa yang dialamai tokoh "San cai"(benar ngga ejaannya!!!???) sedikitnya sudah dialami oleh sahabat saya ini walaupun tidak setragis cerita itu karena dari Sahabat saya yang pria cukup kuat dan berani mengambil sikap mempertahankan hubungannya. Ternyata masih ada cinta yang begitu besar yah. Kekuatan dan komitmen sahabat saya tersebut memberi contoh nyata bahwa perbedaan status bukan lagi menjadi hambatan yang berarti apabila kita memiliki cinta yang tulus tanpa syarat kepada pasangan kita.

Saya tidak dapat bercerita detil mengenai hal ini tetapi saya ingin mengambil sebuah inspirasi cerita dari Pengarang favorit saya Paulo Coelho saat dia menggambarkan ketulusan cinta berikut ini.

Alkisah disebuah kota kecil, ada sepasang suami istri yang sangat miskin, saking miskinnya, untuk makan sehari-hari saja seadanya. Sang suami sangat menyayangi istrinya begitu pula sang istri sangat menyayangi suaminya. Menjelang ulang tahun perkawinan, istrinya ingin sekali memberikan kado kepada suaminya begitupun sang suami. Namun karena mereka tidak memiliki apa-apa hanya berharap dan merenung apa yang bisa dilakukan untuk mengumpulkan uang sehingga dapat memberikan kado istimewa kepada pasangannya dihari jadi perkawinan. Setelah bergulat dengan impian masing-masing, akhirnya sang suami memutuskan menjual jam tangan yang dipakainya untuk mebelikan kado istimewa untuk istrinya. Jam tangan tersebut merupakan satu-satunya barang yang paling berharga yang dimilikinya. Sang Istripun akhirnya memutuskan pergi ke kota lalu memutuskan untuk menjual rambutnya yang panjang ke salon. Rambut indahnyapun dipotong dan rambut ini sangat dibanggakannya selama ini.

Dihari ulang tahun perkawinan masing-masing ingin memberi kejutan kepada pasangannya dengan membawsa kado yang istimewa. Dalam suasana romantis di rumahnya yang sederhana suami istri tersebut saling menukarkan kado dan bersama-sama membuka kado yang diberikan pasangannya. Suasana romantis berubah menjadi gelak tawa ketika kado di buka, ternyata suami yang sangat mencintai istrinya membelikan istrinya sebuah sisir yang indah agar istrinya dapat menyisisr rambutnya yang indah & panjang dengan sisr baru dan sang istri membelikan sebuah rantai jam tangan baru untuk suaminya sehingga rantai yang lama dapat diganti yang baru(Paulo Coelho Books)


Sering kali pengorbanan membawa kegembiraan. Lihatlah cinta bisa memberikan apa yang paling berharga dari masing-masing untuk diberikan kepada seseorang yang paling disayangi. Bagaimana dengan anda??
Jakarta, 18 Juni 2010

No comments: