Friday, June 4, 2010

Tips Menghadapi Kegelisahan Hati, Pikiran

Pernahkah anda mengalami situasi dimana anda berada di suatu ruangan tunggu di rumah sakit dan anda sedang menunggu proses operasi dari orang yang anda kasihi, baik itu Istri, Suami, Anak, Ayah, Ibu, Saudara dan seorang teman atau sahabat anda? Hmm suasana yang sangat tidak menyenangkan. Hati dag dig dug tak keruan, aliran darah begitu kencang, perasaan juga menjadi tidak enak, pikiran berkecamuk bermacam-macam dari yang paling buruk sampai alternatif ringannya. Reaksi fisiologisnya yah keringat dingin, melangkah kesana kemari tanpa jelas, mata berkaca-kaca. Rasanya waktu begitu lama berlalu dan perasaan ini semakin tidak keruan apabila waktu yang ditentukan oleh para dokter sudah berlalu dan belum ada pemberitahuan apakah sudah selesai atau tidak. Kaki cenderung melangkah dan terus menerus melonggok ke ruang operasi dan suster yang ada di ruangan pun jadi sasaran pertanyaan, “Gimana Suster Operasi sudah selesai atau belum” dan jawaban standar saja dari susternya “Tunggu saja pak, nanti kalau sudah selesai akan kami beritahu. Huh mereka ngga tau apa bagaimana bergejolaknya hati, pikiran ini!!!.

Nah rekan-rekan bagaimana yah supaya kita lebih tenang menghadapi situasi seperti ini ? Beberapa tips yang bisa di lakukan dan berdasarkan pengalamanku menghadapi situasi ini berikut ini :
1. Berdoa, yah iyalah semua orang beriman pada situasi seperti ini akan berdoa dalam hatinya agar proses operasi beralan lancar tetapi kog ngga reda juga gejolaknya. yah meskipun sudah berusaha khusyuk berdoa tetapi pikiranku mendorong secara otomatis melangkah dan melonggok ke ruang operasi yang akhirnya mengganggu konsentrasi berdoa. Menyerahkan semuanya pada penyelenggaraan Tuhan adalah cara terbaik menghadapi situasi ini karena dengan keyakinan penuh akan penyelenggaraan Tuhan dalam proses ini akan memberikan efek yang besar terhadap keyakinan kita terhadap prosesnya.

2. Duduk tenang, kemudian coba tarik napas panjang. Yah anda perlu duduk diam, kemudian tarik napas lalu keluarkan. Hal ini akan membuat kita lebih tenang. Tetapi sampai kapan proses ini berjalan, lama-lama yah capek juga lho tarik napas panjang kemudian lepaskan. Untuk sesaat proses ini cukup membantu tetapi tidak berefek dalam waktu yang lama.

3. Ngobrol dengan Saudara, teman yang sedang menunggu bersama. Ngobrol dengan saudara dapat mengalihakan pikiran kita saat menunggu proses ini namun lama kelamaan kog topiknya abis juga dan setelahnya pikiran kembali lagi ke proses tersebut dan yah tadi reaksi fisik kembali lagi mondar-mandir dan melonggok ruang operasi dengan hati yang gelisah dan kembali bertanya kepada suster jaga dan kembali mendapatkan jawaban standar ”tunggu saja pak, nanti kami akan beritahu”.

4. Online di Facebook dan baca status friendlist yang memotivasi, menyemangati, atau status yang lucu dan kadang malah tambah sedih dan akhirnya comment semua status yang update. Eits ini malah dikira aneh dan memang untuk sesaat dapat mengalihkan perhatian tetapi pikiran tetap akan terpusat pada proses dan yah tetap akan kembali lagi perasaan kurang nyaman.

5. Tips ini saya baca dari buku "The Power of Fear” dan saya mempraktekannya ketika semua langkah di atas sudah ngga mempan lagi mengatasi kegelisahaan. Saya modifikasi sedikit dengan cara saya sendiri dan apa yang saya lakukan pada saat itu. Coba Duduk atau berdiri juga ngga masalah dan mulailah merasakan apa yang terjadi dalam tubuh anda. Perasaan tidak nyaman, kegelisahaan? Yah rasakan ketidaknyamanan itu, identifikasikan letaknya, terus hadapi itu sampai anda menyatu dengan perasaan itu. Pindah ke reaksi fisik kita. Sadari itu, konsentrasi pada detak jantung yang berdegup kencang, rasakan juga keringat dingin yang keluar. Terus raakan itu secara mendalam dan hadapi itu. Hmmm rasakan detak jantung dengan meraba detak jantung kita sendiri. Ikuti semua reaksi fisik itu, coba jangan bereaksi berlawanan dan lakukan itu sampai anda menyatu dengan keadaan itu. Satu hal yang membuat kita dapat lebih tenang pada situasi ini adalah menghadapi perasaan itu. Tidak perlu memaksaakan diri untuk mengendalikan reaksi fsik. Bagaimana dengan pikiran kita? Gabungkan hal ini dengan doa karena kedua hal ini akan lebih powerfull dan berjalan beriringan ketika hati kita mulai tenang, pikiran kita juga akan mulai dapat dikendalikan dan saat itulah mulai berdoa dan menyerahkan segala sesuatunya pada penyelenggaraan Tuhan. Yakinlah kekuatan diri kita dapat mengendalikan keseluruhan proses yang terjadi dalam diri kita. Mulai dari hati, pikiran dan reaksi fisiologis atau perilaku kita serta kekuatan doa dan penyerahan total setiap masalah kita dalam penyelenggaraanTuhan.

Semoga tips bermanfaat juga buat anda dan dapat dipraktekan. Kita tidak pernah berharap akan mengalami peristiwa semacam ini tetapi in case anda mengalaminya, mengapa tidak mencobanya.
Jakarta, 03 Juni 2010

No comments: