Sunday, August 29, 2010

Agresivitas Jejaring Sosial



Saat ini naluri agresifitas kita sedang kambuh dikala pemberitaan mengenai pejabat Negara kita yang ditangkap ketika sedang bertugas di lautan “milik” Indonesia di perairan Riau. Bahkan agresifitas kita semakin meninggi ketika pemegang tampuk pimpinan Negara ini tidak memberikan reaksi yang sama dengan rakyatnya. Agresivitas yang ditunjukan melalui tulisan sarkastik baik di forum resmi atau media resmi seperti Koran maupun forum pribadi seperti jeajaring social seperti FB, twitter ataupun milis-milis dan forum diskusi terbuka maupun comment yang di sampaikan dalam satu artikel di media online

Hmm segampang itu kah amarah kita tersulut? Bahkan beberapa kelompok melakukan agresi agresifitasnya dengan suatu tindakan yang lebih jelas dengan melakukan demonstrasi  di kedubes dan bertindak menurut gw sangat keterlaluan dengan melempar gedung kehormatan Negara tersebut dengan kotoran manusia.

Hal ini juga terjadi dalam milis yang gw ikuti saat ini, agresifitas yang di keluarkan melalui kata-kata begitu gampang di tulis, bahkan kata-kata yang mungkin tidak layak dikeluarkan oleh orang yang memiliki tingkat kesadaran moralitas  yang mungkin “tinggi” dengan tingkat pendidikan yang tinggi juga dan menjadikan mata kuliah khusus tentang moral di bangku kuliah.

Agresivitas yang ditunjukan melalui tulisan di jejaring social seperti status facebook, twitter, diskusi forum atau milis menjadi begitu lumrah dan kadang dib alas dengan hal yang sama oleh user lain. Bisa anda bayangkan ngga yah  saat menulis status, comment atau membalas message itu sang pemilik akun atau user tidak dalam posisi marah secara fisiologis, psikologis atau fisik dengan bahasa tubuh yang spesifik marah tetapi mungkin masih senyum-senyum namun kata-kata yang dikeluarkan lebih sadis ketika dia secara fisik marah kepada seseorang. Beda banget kalau kita marah dan berhadapan langsung dengan orang tersebut. Reaksi fisik, body language  pasti mengikuti dan searah dengan kata-kata yang kita keluarkan. Pengertian agresivitas mungkin mulai meluas dengan perkembangan teknologi internet dengan berbagai macam product-nya.

Minimnya kontak social langsung dalam forum-forum  ini membuat kita dengan leluasa, mudah mengeluarkan kata-kata yang aneh, jorok, kejam karena kita tidak terlalu kwatir dengan reaksi fisik orang lain toh user lain tidak mengetahui kita secara pribadi. Inilah yang memuat agresivitas tulisan/status begitu mewabah dan meluas seperti wabah penyakit yang susah dibendung.

Di era jejaring social seperti sekarang ini wabah agresivitas  ini cepat menular dari satu status ke status yang lain, dari satu forum ke forum yang lain melalui forward message dari status seseorang, diskusi forum tertentu  apalagi didukung dengan pemberitaan di media masa juga lumayan gencar. Ingat dong kasus seorang anggota polisi beberapa waktu yang lalu begitu terkenalnya dan di forward dari satu status ke status yang lain dan begitu agresifnya pengguna FB memperlakukan dia di dunia maya.

Agresivitas melalui jejaring social juga akan lebih parah  karena  niatnya adalah eksistensi dengan status yang berkesan agresif maka dengan semakin banyak orang yang comment semakin puas dong pemilik akun-nya dan semakin tersalurkan rasa yang ada dan keberadaannya dalam jejaring social tersebut semakin diakui. Begitu juga artikel di media online, pemiliknya berharap dengan berita yang ada di baca, di beri comment oleh pembacanya dan semakin banyak comment semakin popular dong beritanya tidak peduli apakah pemeberitaan itu mengandung unsure provokasi dan tidak peduli comment yang disampaikan oleh pembacanya bernada agresivitas bahakan sesame user yang comment saling mengejek, mengeluarkan tulisan yang kotor. Hal yang lebih penting artikel itu banyak yang baca????!!!

Rasa-rasanya kita perlu lebih berdamai dengan diri kita, aturlah kata-kata yang kita tulis dalam status sehingga tidak menjadi wabah negative tetapi menjadi wabah positif demi kemajuan kita sendiri dan orang lain yang ada dalam jaringan kita.

Jakarta, 30 Agustus 2010

No comments: