Friday, August 13, 2010

Gelora Nasionalisme





Pagi ini saya membeli bendera kecil, alih-alih ,melihat banyak yang menjual bendera di pinggir jalan dan banyak juga kendaraan  di pasang bendera selama bulan Agustus ini. Benderanya belum saya pasang seh, masih di simpan di motor gw. Saya berencana memasang sore ini.  Lalu apa motivasi saya sebenarnya membeli bendera, saya coba memikirkan beberapa kemungkinan berikut ini :
Pertama, Saya merasa memasang bendera di motor lumayan keren karena membuat motor lebih variatif juga yah dengan nambah aksesorisbendera sehingga menambah nuansa merah di motor itu.
Sepertinya bendera merah putih bukan asesoris yang lumrah untuk kendaraaan karena memasangnya saja sudah menggangu karena harus menambahkan satu aksesoris yang ngga perlu  dan dipaksakan.

Kedua, Ikut-ikutan meramaikan perayaan tujuh belasan yang mungkin tahun ini merupakan perayaan yang paling sepi sepanjang saya melihat perayaan ulang tahun RI. Keramaian hanya terasa dari umbul-umbul yang dipasang dijalanan dan gedung-gedung, dan penjual bendera di pinggir jalan yang meramaikan warna kota ini dengan nuansa merah putih.  Mungkin karena bersamaan dengan puasa yah jadi pertandingan khas 17-an tidak terlalu banyak yang melibatkan banyak orang dan kegiatan fisik yang lucu dan mengundang tawa penonton.



Inilah yang terjadi selama ini saya terbawa suasana keramaian acara 17-an sehingga  jadilah tradisi perayaan dan perlombaan yang lebih banyak diekspos dan saya juga terbawa suasana ini tanpa terlalu memikirkan makna dibalik peraayaan ini. Saya masih ingat betapa senangnya sya mengikuti upacara 17-an waktu SD karena disitulahsaya diberi uang lebih oleh orttu karena tempat upacara di ibukota kecamatan yang jauh dari rumah sekitar 10 km dan kami melakukan dengan jalan kaki. Berangkat pagi-pagi jam 5 dan pulang sampai rumah jam 3-4 sore jadi ortu pasti memberikan uang dan menyiapkan makan yang lebih baik saat itu. Jadilah acara upacara 17-an ditunggu-tungu bukan karena rasa dan maknanya tetapi karena hal yang saya ceritakan tentang betapa waktu itulahkesempatan jalan-jalan,dikasih uang lebih dan bonusnya adalah melihat keramaian dengan beragam pertandingan.


Ketiga, Rasa nasionalisme saya yang tinggi karena kebanggaan saya melihat begitu banyaknya bendera, umbul-umbul merah putih dijalanan atau depan gedung pemerintahan. Dipicu dengan bendera saja rasa itu muncul??? Mungkin saja, hadoh kapan yah rasa nasionalisme saya  tegugah, begitu bergelora, dahsyat dan saya merasa sangat bangga dengan negeri ini.
Saya merasa perasaan ini muncul ketika saya melihat bendera merah putih dikibarkan pada saat atlet Indonesia memenangkan pertandingan ditingkat dunia. Rasanya dada bergejolak, rasa haru dan kebanggaan ini muncul. Rasa ini yang paling dasyat saya rasakan beberapa tahun lalu ketika saya masih di bangku sekolah yaitu ketika Alan Budikusuma dan Susi Susanti memenangkan emas olimpiade cabang badminton. Saking bangganya saya menggunakan nama Alan sebagai nama samaran selama SMP- SMA hehehehe.
Kembali ke bendera yang saya beli jadi sebenarnya rasa nasionalismeku masih rendah,saya tidak terlalu bangga dengan negeri ini saking jarangnya rasa ini bergelora, perasaan dahsyat akan kebanggaanku dengan negeri ini. Saya memang hidup di negeri yang kaya ini, saya syukur untuk itu namun sekedar hidup, menjalani semua yang ada sekarang ini apakah yang riil bisa saya berikan atau cara agar perasaan nasionalisme ku bangkit?? Saya sudah lulus SD, SMP, SMU, PT dimana setiap jenjang itu selalu ada pelajaran tentang kebangsaan, bahkan penghormatan terhadap bendera selalu dilakukan setiap hari senin dan menghafal 5 sila Pancasila dengan 36 butir turunannya bahkan pernah ikut lomba mengenai hal ini.
Salahkah pendidikan kebangsaan kita yang tidak menghasilkan rasa bangga akan negeri ini tetapi lebih membebani siswa dengan hafalan tentang 5 sila dan 36 butir turunannya? Atau mungkin cara atau metode pengajarannya yang lebih riil bukan sekedar teori belaka.

Semoga tahun yang akan datang saya lebih memaknai peristiwa ini.
Jakarta, 14 Agustus 2010

1 comment:

Ansi Firman said...

Benar ka'e...gelora nasionalisme jadi dangkal dan terasa hambar karena kita kadang lupa akan perjuangan para pejuang kemerdekaan..kita memang menikmati hidup di alam yang merdeka dari penjajahan fisik bangsa asing spt dulu itu..tetapi belenggu kemiskinan, ketidakadilan, serta praktek korupsi,kolusi dan nepotisme masih terpampang nyata di depan mata kita..so apalah arti kemerdekaan itu buat kita, kl kita semua sebagai rakyat dan anak bangsa msh terjerat dalam lingkaran setan kemiskinan dan ketidakadilan serta KKN itu...???Sehingga tidak salah kl kita merayakan kemerdekaan itu hny sekedara seremonial belaka..tanpa makna...