Monday, September 20, 2010

Fenomena Kesurupan Masal


Pernah melihat orang kesurupan??  Saya sendiri pernah melihat  dan menyaksikan sendiri orang kesurupan. Kejadiannya di area pabrik di Cikarang, hmm segala macam doa dilantunkan untuk menenangkan, segala jenis air dipercikan tetapi tetap saja yang kesurupan ngoceh dan berusaha melepaskan diri dari pegangan rekan-rekanya. Setelah disuntik dengan cairan penenang di Rumah sakit barulah mulai agak diam dan tidur sebentar kemudian sadar namun korban sendiri tidak mengetahui apa yang terjadi dengan dirinya.

Fenomena kesurupan sering terjadi di Indonesia. Lalu sebenarnya apa yang dimaksudkan dengan kesurupan itu? Berdasarkan catatan di Wikipedia kasus kesurupan tidak hanya terjadi di pabrik seperti yang saya lihat dan saksikan sendiri tetapi juga sering terjadi di sekolah. Berdasarkan Wikipedia Kesurupan adalah sebuah fenomena disaat seseorang berada di luar kendali dari pikirannya sendiri. Beberapa kalangan mengganggap kesurupan disebabkan oleh kekuatan gaib yang merasuk ke dalam jiwa seseorang. Kesrupan sering terjadi  pada wanita (http://id.wikipedia.org/wiki/Kesurupan) dan Berdasarkan catatan Wikipedia kasus kesurupan cukup banyak terjadi di Indonesia, tentu saja masih banyak kejadian lain yang tidak tercatat.

Kesurupan dalam istilah medis disebut dengan Dissociative Trance Disorder (DTD), berdasarkan laporan Eastern Journal of Medicine, lebih banyak dijumpai di negara berkembang di negara Timur dibandingkan negara Barat. Penyebabnya lebih banyak karena  masalah psikologis, misalnya tekanan hidup. Menurut  pendapat para ahli di bidang psikologi dan psikiatri kesurupan disebabkan oleh reaksi kejiwaan yang dinamakan reaksi desosiasi. Reaksi yang mengakibatkan hilangnya kemampuan seseorang untuk menyadari realitas di sekitarnya itu, yang disebabkan adanya tekanan fisik maupun mental.

Nyatanya kalau kita DTD terjadinya dalam tingkat individu lalu bagaimana dapat menjadi masal, kayaknya apa yang dikemukan dalam Buku Connected, Dahsyatnya Kekuatan Jejaring Sosial Mengubah Hidup Kita karangan  Nicholas A. Christakis, M.D., Ph.D & James H. Flower , PT Gramedia Pustaka Utama, 2010, dapat dijadikan acuan untuk menjelaskan bagaimana fenomena seperti kesurupan dapat menjadi masal.
Nicholas A. Christakis, M.D., Ph.D & James H. Flower menyebut fenomena yang mirip kesurupan dan menyebar dinamakan Mass Psychogenic Illness ( MPI )/ Penyakit psikogenik massa MPI.

Fenomena ini adalah wabah emosi yang menyebar  secara masal. MPI adalah gejala social yang melibatkan orang waras di lereng psikologis, misalnya seekor kerbau terkejut dalam kawanan, satu reaksi emosi pada satu orang terkadang bisa mnyebabkan banyak orang merasakan hal yang sama, menciptakan gelombang emosi beramai-ramai ( connected,  hal 48).

Selanjutnya  Nicholas A. Christakis, M.D., Ph.D & James H. Flower mengemukakan ada 2 jenis MPI yaitu tipe kegelisahan murni(pure-anxiety), orang bisa merasakan berbagai gejala fisik, termasuk sakit perut, sakit kepala, pingsan, napas tresenggal-sengal, mual, pusing, dll. MPI tipe Motor, orang bisa menari histerius, kejang-kejang, dan tertawa walaupun perasaan yang benar-benar mendasari perilaku ini adalah ketakutan dan kegelisahan. Berdasarkan contoh MPI ini yang dikemukan oleh Nicholas A. Christakis, M.D., Ph.D & James H. Flower, secara umum MPI disebabkan oleh factor psikogenik bukan karena factor fisiologis.

Penyebarannya terjadi karena keadaan emosi orang-orang disekitarnya mirip dengan korban pertama. Uniknya apabila hal ini ditangani oleh pihak berwenang misalnya polisi wabah ini akan semakin kuat namun saat dibiarkan saja akan hilang dengan sendirinya.

Bagaimana dengan kasus di Indonesia? Pernahkah ada penelitian menyangkut hal ini? Selama ini yang bergaung penyebab kesurupan ini adalah kehadiran mahlub gaib yang menghinggapi korbanya dan mahlub ini menyebar dari satu orang ke orang yang lain.

Kalau benar analisis dari penelitian yang dilakukan seperti yang dipaparkan dalam Buku connected, masih ada ganjalan, mengapa terjadi paling banyak pada wanita? Bagaimana awal prosesnya? Adakah yang dapat memberikan penjelasan berdasarkan hasil penelitian di Indonesia atau setidaknya Asia tenggara?

Please share !! 

No comments: