Wednesday, September 22, 2010

One Step A Head


Sore ini balik dari kantor  agak sorean  karena  dari tadi menunggu hujan reda, pulang jalanan lumayan rame plus air menggenang di jalanan untungnya sih masih 3 in 1 jadi sepanjang jalan Sudirman dari arah Monas lancar. Saat melewati  jalan di depan RSCM macetnya parah, biasanya jalan ini memang selalu macet di sore hari tetapi motor masih dengan lancar melewati tetapi sore ini susah dilewati penumpukan mobil dan motor banyak. Hadoh ada apa lagi neh, mungkin ada kecelakaan  di depan atau orang-orang juga menunggu hujan reda baru pulang.

Saking menumpuknya kendaraan saya melihat beberapa motor naik ke trotoar yang memang tidak banyak pejalan kaki melewatinya dan karena gemes dengan situasi kemacetan tersebut saya ikutan juga naik ke trotoar. Seratus meter pertama lancar banget trotoarnya lengang setelah itu beberapa motor mulai turun ke jalan lagi tinggal satu motor di depan sekitar 100 meter dari saya. Melihat motor itu saya tidak ikutan turun ke jalan “lancar ini saya membatin”.

Saya terus di atas trotoar dan setelah berjalan 50 meter saya melihat pengendara di depan berhenti, saya ikut berhenti melihat dia, ternyata trotoar di depan ada pot bunga besar di sisi kanan dan menyisakan sedikit jalan untuk pejalan kaki. “Waduh bagaimana melewati trotoar itu dengan motor? Mana potnya segede drum dan kalau tidak hati-hati bisa terjerambab ke jalan sementara tinggi trotoar 15 cm dari jalan. Mau balik ke belakang cukup jauh juga mundurnya dan malunya itu lho, beberapa pengendara motor dan mobil senyam-senyum melihat tingkahku  yang agak kebingungan.


Saya perhatikan lagi pengendara motor di depan dia memaksakan melewati satu pot dengan hati-hati dan berhasil pot kedua yang berjarak semeter dari pot pertama tidak berani dilewati lalu meminta bantuan orang dan pedagang sekitar untuk mengangkat motornya. Hadoooh kalau gw disitu malu juga, apa balik saja yah tapi tempat baliknya juga sempit gimana neh. Pikiran berkecamuk antara mundur ke belakang, turun ke jalan dengan tetap melakukannya sendiri atau mencoba jalan terus lalu nanti lebih hati-hati atau bahkan pas di sepanjang trotoar yang ada potnya motornya di dorong saja.

Terlanjur gw memutuskan untuk terus di trotoar dan saya lebih kaget lagi ternyata pot bunganya ada disepanjang trotoar kira-kira 200 m. Pelan saya melewati pot bunga pertama dan saat setelah melewati pot pertama lega banget, saya berhenti sebentar dan AHAAA saya melihat jalan trotoar di belakang pot kedua lebih lebar dari jalan  di depannya, saya langsung melewati bagian belakang dan ternyata memang yang paling luas bagian belakangnya hmmm perjalanan selanjutnya lancar. Saya menoleh kebelakang ternyata pada pot pertama jalan yang di bagian belakang pot tertutup tanaman dan kurangnya penerangan disitu sehingga tidak terlihat dari kejauhan.

Rekan, kadang-kadang pada saat kita mendapat suatu kesempatan untuk melangkah maju kita ragu apakah jalan di depan mulus atau justru banyak hambatan? Keraguan muncul ketika ketika ingin melangkah dan beranjak kita menemui satu rintangan yang muncul karena kita kurang yakin dengan keputusan itu sehingga timbul keraguan dan beberapa dari kita akhirnya mundur tidak melanjutkan langkahnya namun ada juga yang berani terus melangkah.

Pengalaman kecil di sore itu membuat aku sadar, hambatan kecil di awal mungkin saja ada karena kita kurang teliti, kurang mepersiapkan ataupun kurang yakin dengan keputusan dan saya merasa  memang perlu juga lho hambatan dalam proses ini untuk menguji keyakinan dan kemantapan hati kita dan saatnya ketika kita yakin untuk melangkah dan  ketika sudah melewati satu langkah pertama akan terbuka jalan lebar dan mulus di depan kita sehingga membuka banyak peluang baru dan potensi kita akan semakin tergali. Sebuah ungkapan bijak mengatakan “Langkah pertama menentukan langkah selanjutnya”.

Apa yang saya renungkan di atas sejalan dengan apa yang disampaikan oleh John Mc Grath, (You Inc, -Bhuana Ilmu Populer), Saat berusaha kita seperti memasuki sebuah pintu otomatis. Saat melangkah mendekati pintu tersebut seolah-olah disana tidak ada pintunya. Saat itu keraguan mungkin muncul tetapi terus mantapkan hati untuk melangkah karena kita tahu pasti bahwa pintu tersebut akan terbuka. Saat terlihat tidak ada jalan teruslah berusaha dan melangkah maju, semakin mantap kita melangkah mendekati pintu tersebut pasti ada jalan karena ketika selangkah lagi kita menabrak kaca, maka pintu tersebut terbuka secara otomatis. Begitu juga saat kita berusaha meraih sesuatu semakin kita yakin maka jalan untuk mencapainya akan terwujud

So  beranikan diri anda untuk melangkah dan hambatan pertama jangan dijadikan alasan untuk mundur karena itu hanya kerikil kecil yang akan membuka jalan dan kesempatan lebih luas di depan.
Salam sukses

No comments: